bodoh bukan karena tidak dapat akses edukasi, tetapi karena malas."
"OrangSebelum sarapan pagi, biasa menyempatkan waktu melihat sebuah tayangan di smartphone, tepatnya pada aplikasi Tik-tok. Ada sebuah tayangan podcast dari Deddy Corbuzier dan salah satu narasumber yang sedang diwawancarai.
Penulis agak tertarik dengan kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara Deddy Corbuzier. Sebenarnya kalimat ini sudah lumrah. Namun, penulis mencoba untuk menjadikan bahan ide menulis.
Kebetulan penulis seorang pendidik. Sudah puluhan tahun mendidik, banyak sekali menemukan peserta didik yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan.
Dengan edukasi dan waktu yang sama tetapi, kenapa hasilnya berbeda? Ini yang sering penulis lontarkan kepada para peserta didik.Â
Maka statement di atas sangat tepat. Orang bodoh itu bukan karena tidak mendapatkan akses edukasi, tetapi karena malas.
Kemalasan inilah yang banyak menjangkiti para peserta didik dan atau juga kepada diri kita sendiri.Â
Tuhan telah memberikan waktu kepada seluruh makhluk di muka bumi ini dengan waktu yang sama durasinya 24 jam dalam sehari. Yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa yang lain sukses, sementara yang lain tidak? Jawabannya hanya satu malas memanfaatkan waktu yang ada.
Mungkin kita pernah mendengar seorang remaja tamatan SMK mampu menjadi seorang programmer kelas dunia, padahal beliau tidak melanjutkan kuliah. Tetapi, ilmunya melebihi yang kuliah. Modalnya hanya mau belajar sungguh-sungguh, sehingga beliau menjadi profesional dalam bidang yang digeluti.
Beliau tidak berguru kepada guru atau dosen. Tetapi, beliau hanya rajin melihat dan mempelajari ilmu itu lewat YouTube.Â
Hampir seluruh mereka yang sukses dalam berbagai bidang karena mereka rajin belajar, rajin memanfaatkan waktu, dan rajin melihat peluang yang ada. Jelasnya mereka tidak mager (malas gerak).Â