Para panitia sudah siap-siap mengangkat kursi rodaku, tetapi salah satu scurity memberi tahu.
      "Pak lewat samping saja, ada khusus kursi roda," ujar beliau.
Sebenarnya ketika aku sampai ke Gedung Guru Indonesia, yang pertama kali aku cari adalah jalur khusus disabilitas. Aku sudah melihatnya di samping ruang penerima tamu ada jalur ke atas.Â
Aku pun menuju jalan khusus dengan didorong oleh asistenku sampai pintu aula, selanjutnya istriku yang mendorong ke dalam aula.Â
    "Wow, ruangan sudah penuh, luar biasa pesertanya banyak sekali," ujarku dalam hati.
Mataku pun tertuju ke panggung. Aku melihat para tim solid Om Jay sedang berjejer di atas panggung dan satu persatu bicara secara bergiliran.
Aku melihat bunda Aam melambai-lambaikan tangan sambil memanggil, "Cing Atooooooo," teriak beliau. saya membalas dengan lambaikan tangan pula.
Sementara dari barisan paling kiri seorang sahabat yang cukup saya kenal memanggil saya"Cing Atooooo." Beliau pak Mukminin (Cak Inin). Saya menghampiri dan bersalaman dengan beliau.
Banyak wajah-wajah yang tak asing bagiku walau selama ini melihat dari foto yang dishare di group WhatsApp.
Laksana artis kondang, semua sahabat-sahabat literasi berdatangan untuk foto bersama. Mereka menghampiri satu persatu ada juga yang rombongan.Â
Bahagia sekali hati ini melihat sahabat literasi saling bersapa ria. Aku jadi tidak enak hati dengan yang sedang mengisi acara di depan. Tetapi, aku tidak bisa menolak sahabat yang ingin foto bersama. Maklum baru bertemu pertama kali. Ya, seperti ajang temu alumni saling kangen-kangenan.