Mohon tunggu...
Suhartini
Suhartini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Business Woman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orang-orang yang Bersembunyi di Balik Kata

1 Juli 2023   07:52 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:56 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Korupsi adalah masalah tersembunyi yang tampaknya merajalela di negeri ini. Berbagai kasus korupsi terungkap silih berganti. Padahal, para koruptor tidak hanya berasal dari kelas politik. Beberapa dari mereka adalah pengusaha, pejabat pemerintah, polisi, polisi, aktivis media dan bahkan artis.Ada orang-orang tertentu yang membantu dalam proses kegiatan kriminal semacam ini. Oleh karena itu, dalam satu kasus korupsi, kita sering menemukan lebih dari satu orang yang secara hukum terlibat dalam kasus tersebut. Hal ini cukup menunjukkan bahwa korupsi tidak dapat ditangani sendiri.

Beberapa masalah yang menjadi titik awal perilaku koruptif juga muncul saat pemilihan kepala daerah. Seringkali, untuk dana APBN yang besar, "donor" dari sektor swasta juga dilibatkan.Selain itu dalam dunia pendidikan sering terjadi praktik-praktik yang berbau korupsi. Sering ada oknum guru yang menjual buku materi tertentu kepada siswanya. Sepintas tentu hal ini biasa saja. Namun, praktik jual beli tidak dibenarkan jika guru memaksa siswanya untuk membelikan buku untuknya tanpa bisa memilih opsi lain selain membeli buku. Misalnya meminjam dari perpustakaan, menggunakan buku-buku lama atau membeli dari toko buku.

Sangat mudah untuk menemukan sedikit korupsi dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak hanya dengan contoh di atas. Ada banyak hal yang sangat biasa kita lakukan dan umum di masyarakat. Padahal, itu tidak lain adalah kegiatan korupsi, meskipun dalam bidang yang berbeda dan dalam skala yang lebih kecil. Disadari atau tidak, perilaku ini sudah menjadi budaya keseharian kita, sehingga terkadang kita tidak menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang tidak dibenarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun