Mohon tunggu...
Anang Suharmanto
Anang Suharmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Supel and Simpel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi Tawuran Pelajar

18 April 2014   04:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta, ibukota Negara yang tampaknya tidak pernah berhenti untuk membuat sensasi. Bidang pendidikan kembali tercoreng oleh ulah para siswa sma. Setelah Ujian Nasional selesai mereka merayakan dengan tawuran antar sekolah. Bukan salah mereka memang, ntah karena doktrin dari kakak angkatan atau ada persaingan yang tidak sehat antara anak-anak usia labil seumuran mereka. Pelajar yang identik dengan belajar justru berperan bak preman yang siap menghajar siswa sekolah lain.

Moral dan etika yang dipelajari justru tidak terlihat, seperti tidak berguna lagi materi-materi yang disampaikan di sekolah. Tugas penting bagi para pendidik sebagai orang tua kedua didalam lingkungan sekolah. Tawuran adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.

Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial yang berupa perkelahian Tawuran seperti menjadi kebiasaan yang lazim dilakukan oleh para pemuda, pemuda yang notabennya adalah generasi penerus bangsa justru melakukan hal-hal yang tidak bisa dibanggakan. Malah justru membahayakan banyak pihak. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar.

Dari tahun ke tahun tawuran selalu meresahkan masyarakat. Ini menjadi tugas bagi para orang tua, guru dan masyarakat bagaimana mendidik pemuda yang masih labil ini. Selain itu perlunya pengawasan dari penegak hukum juga harus lebih ditingkatkan lagi, agar bagi mereka yang sudah pernah ditangkap merasa kapok dan tidak mengulanginya lagi. Perlu adanya ketegasan dari sekolah untuk membatasi gerak para siswanya agar tidak mengulangi lagi hal yang tidak diinginkan. Selain itu mungkin harus ada aturan yang mampu mengerem aktivitas tawuran yang hampir setiap tahun terjadi agar citra buruk pendidikan di Indonesia tidak terus tertanam dengan kata tawuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun