Mohon tunggu...
Suharman Syaifullah
Suharman Syaifullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

entrepeneur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menunggu Peluang Ekonomi Desa dibalik Program Makan Gratis

28 Desember 2024   01:03 Diperbarui: 28 Desember 2024   01:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Menunggu Peluang Ekonomi Desa di Balik Program Makan Gratis Program makan gratis adalah bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah gizi buruk dan kemiskinan. Langkah ini adalah tindakan mulia yang layak diapresiasi. Namun, ada peluang besar untuk memberdayakan ekonomi desa jika program ini dibuat dengan cara yang inklusif dan berkelanjutan.


       Usaha mikro, pertanian, dan peternakan adalah inti ekonomi desa. Rantai ekonomi yang saling menguntungkan akan terbentuk jika program makan gratis melibatkan produsen dan petani lokal untuk menyediakan bahan baku. Masyarakat desa yang menjadi sasaran program juga memiliki akses ke makanan segar dan bergizi, dan petani dapat menikmati pasar yang lebih stabil. Misalnya, program ini dapat bekerja sama dengan koperasi desa untuk memastikan bahwa telur, daging, beras, dan sayur-sayuran diproduksi oleh produsen lokal. Pengolahan makanan juga dapat melibatkan bisnis kuliner skala kecil di desa, menciptakan pekerjaan baru. Metode ini memungkinkan program makan gratis untuk menjadi bukan hanya solusi temporer untuk kebutuhan dasar, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha lokal harus bekerja sama dengan baik untuk memanfaatkan peluang ini. Untuk program ini berjalan lancar, keamanan dalam pengelolaan anggaran, pelatihan petani dan produsen lokal, dan dukungan logistik yang memadai sangatlah penting.

        Pada akhirnya, mendapatkan peluang ekonomi untuk desa melalui program makan gratis bukanlah sekadar menunggu manfaat pasif. Semua orang harus berpartisipasi secara aktif dalam membangun lingkungan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing sehingga desa-desa kita tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun