Narti, Buruh kontrak di salah satu pabrik plastik di kota Batam punya kiat khusus untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sedang bergejolak ini. Setiap membeli beras di warung tetangga ia selalu menyisihkan satu gelas untuk ia simpan dalam ember plastik di dapur semi permanennya.
Dapurnya terbuat dari bahan triplek yang sudah mulai lapuk dan atap terbuat dari seng yang jika hujan deras akan menimbulkan suara yang nyaring. Di dapur terdapat kompor gas bantuan dari pemerintah era presiden SBY dan sebuah tabung gas 3kg di bawahnya.
Narti menyisihkan secangkir beras tersebut sejak suaminya di PHK dan kini hanya bekerja di sebuah tempat cucian motor dengan penghasilan yang tidak menentu.
"Malah kadang dalam sehari tidak membawa uang sepeserpun karena saat itu sedang musim kemarau "Ungkap Narti
"Biasanya cucian motor kan ramainya setiap musim penghujan" Tambahnya
Dengan kondisi keuangan keluarga yang paspasan Narti berpikir keras supaya ia bisa bertahan hidup dengan tiga orang buah hatinya. Si Sulung sudah duduk di bangku kelas dua SMA, adiknya kelas satu SMP sedang yang bungsu masih usia empat tahun.
"Apalagi semenjak sekolah di liburkan karena wabah Covid, anak-anak setiap hari lapar saja pembawaannya" Ia bercerita.
"Biasanya sebulan itu cukup 15-20 kilo beras, sekarang belum sebulan sudah habis"
"belum lauknya lagi, harga sayur kini juga mahal, pokoknya pandai pandai kita mengakalinya, kalau tidak utang semakin banyak nanti" Tambahnya
Narti menambahkan bahwa selama wabah Covid, ia belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Ia mengungkapkan bahwa kemungkinan karena ia masih berKTP kampung.