Dengan segudang kegiatan tersebut tentulah ia sangat sulit membagi waktu antara bekerja, mengurus anak dan suami dan juga kegiatan ekstra dia di luar. Tapi alhamdulillah Octa bisa melewati semuanya. Tentunya itu semua tidak lepas dari dukungan suami tercinta yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka. Yang menjadi imamnya dan membimbing jalan hidupnya ke jalan yang diredhoi Allah.
Laki-laki pendamping hidupnya itu bernama Jhon. Berdarah Minang Sumatra Barat. Dulu Jhon bekerja di sebuah perusahaan galangan kapal yang ada di Tanjung Uncang. Pada masa Tanjung Uncang masih jaya.
Sebenarnya Jhon adalah kakak dari sahabat karib Octa yang tinggal di Dom. Namanya Sari. Jadi ceritanya, Octa sering main ke rumah Sari yang orang tuanya memang tinggal di Batam. Lalu, Ibu Sari suka melihat Octa walaupun agak tomboi. Terjadilah perjodohan itu dan di atur pertemuan Octa dan Jhon kakak Sari.
Awalnya Octa agak malu dan kurang nyaman.
"Masa jaman udah modern masih pake di jodoh-jodohkan". Pikirnya . Tapi karena Octa menghargai Ibu Sari yang sudah di anggap seperti orang tua sendiri, akhirnya Octa datang menemui Jhon. Dan pertemuan itu tidak berhenti disitu saja. Masih berlanjut karena Ibunya menyuruh Jhon mengantar Octa pulang ke Dom karena hari sudah malam.
Tidak banyak mereka bercerita di perjalanan. Mungkin karena sama-sama masih malu. Tapi sepertinya mulai ada getaran yang mengusik hati mereka berdua. Getaran-getaran cinta yang mulai tumbuh yang di saksikan malam yang indah dengan langit penuh bintang. Ditambah lagi keindahan kawasan Batamindo Muka Kuning dengan taman dan lampu yang menghiasinya menambah lengkap keindahan malam yang menjadi saksi bertumbuhnya cinta baru bagi dua insan pada malam itu.
Selanjutnya, pertemuan kedua mereka terjadi seminggu setelah pertemuan itu. Tepatnya malam minggu di lapangan Batamindo yang dikenal dengan lapangan seribu janji tempat nongkrong muda-mudi.
Malam itu Jhon langsung bicara pada Octa tentang keseriusanya.
"Maukah kau menikah denganku?" tanya Jhon pada Octa.
Octa kaget karena langsung di ajak menikah. Biasanya kebanyakan laki-laki ngajak pacaran dulu. Tapi karena Octa juga tidak mau pacaran, maunya kalau ketemu jodoh ya langsung menikah. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk menikah dan mengabadikan momen tersebut pada tanggal 26-6-2006.
Dan pada tahun 2007 mereka dikaruniai seorang anak. Walaupun Octa seorang pecinta olahraga berat karate, tapi ia tidak ada kesulitan untuk memiliki anak. mitos yang katanya kalau olahraga berat akan menyebabkan mandul itu sudah terpatahkan.
Saat ini Octa sudah memiliki 3 orang anak, dua putri dan satu putra. Anak-anaknya semua mengikuti jejaknya, pecinta karate. Yang sulung sudah bisa membantu Octa melatih karna sudah bersabuk coklat.