Mohon tunggu...
Suhardin Djalal
Suhardin Djalal Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sekolah Rakjat

Gooners Arsenal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Hari Kemerdekaan: Apakah Kita Akan Berpesta di Tengah Saudara yang Menderita?

16 Agustus 2021   20:58 Diperbarui: 16 Agustus 2021   21:24 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum menulis lebih jauh, mari sebentar kita kirimkan do'a kepada para pahlawan bangsa yang gugur dalam medan pertempuran untuk memerdekakan Indonesia. Kepada mereka yang bertempur secara fisik, secara pemikiran maupun secara dukungan. Semoga mereka diberikan keteduhan disisi-Nya.

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Peringatan hari kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus selalu ditandai dengan semangat dan semarak perayaan kebangsaan dari lapisan masyarakat, dan ragam warga. Hal ini terjadi hampir di setiap 17 Agustus tiba. Suatu hal wajar, kita bahagia menyambut momentum peringatan kemerdekaan.

Di tengah semangat dan semarak kemerdekaan ini, mari kita kembali merefleksikan diri sebagai bangsa. Benarkah kita sudah merdeka? Lantas bagaimana makna dari kemerdekaan itu.

Anak putus sekolah mencari sesuap nasi di jalanan, perempuan memilih menjadi wanita malam karena susahnya mendapat pekerjaan, mendirikan sekolah tanpa guru yang cukup, menggusur rumah tanpa memberikan tempat tinggal layak, membungkam warga yang hendak bersuara hingga menjatuhkan hukuman dengan mudah kepada warga negara.

Apakah kita selalu beruforia menyambut kemerdekaan di tengah kondisi mereka seperti itu? Apakah kita akan selalu berpesta di tengah mereka yang masih berduka?

Jika kita lebih jujur, kita masih banyak yang merasa belum aman, merasa tidak nyaman bahkan jauh dari kesejahteraan.

Kemerdekaan sejatinya melahirkan keamanan dan kenyamanan, melahirkan kemandirian. Kita berharap semua warga negara merasa merdeka, merasa nyaman dan aman. Sebab, jika kemerdekaan bangsa hanya hanya dirasakan oleh orang tertentu, maka sungguh kemerdekaan kita hanya sekedar perayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun