Saat bangun di pagi hari, kadang saya merasa gelisah. Tidak tenang, jangan sampai tidak bisa melewati hari dengan baik. Cemas dengan masa depan yang misterius. Kuberharap Engkau datang, -terhadap perasaa-perasaan itu-, katakan, "Diam ! Tenanglah !"
Saat bersiap-siap menjalankan tugas, godaan rasa ngatuk menyerang. Saat membaca buku pelajaran, kelopak mata terasa berat, hingga terkatup tanpa sadar. Berbeda saat membaca timeline facebook,bisa segera melek meski selepas tidur yang lama. Ketika rencana mengerjakan tugas, tunda sebentar saja, nonton TV dulu. Keberharap Engkau segera sadarkan diri ini, dan terhadap godaan itu tolong katakan,"Diam ! Tenanglah !"
Sering juga saya minder, tidak percaya diri. Gugup melakukan sesuatu. Tangan gemetar, degup jantung kencang, napas ngos-ngosan tidak beraturan, peluh berceceran menganak sungai. Bantulah aku membangung kepercayaan diri yang kokoh. Terhadap rasa minder dan tidak percaya diri, kuberharap Engkau akan mengatakan, "Diam ! Tenanglah !"
Masih banyak lagi kegelisahan lain. Engkau pastinya sudah tahu semuanya. Karena kekerdilan iman, saya pun lebih meyakini hidup ini memang tidak tenang. Bagaikan sedang berlayar dalam samudra. Gelombang selalu menghantam, membuat kita terombang-ambing, miring ke kiri-miring ke kanan. Hampir tenggelam, kalut, dan menakutkan. Tapi, hari ini kembali saya diingatkan, iman disegarkan kembali. Engkau tetap akan bangun dari tidur-Mu, lalu mengatakan "Diam ! Tenanglah !". Badaipun berlalu.
Tapi Tuhan, bisakah Engkau terjaga selalu ? Saya khawatir, saat gelombang kembali menyerang Engkau masih tertidur, dan celakanya, aku lupa membangunkan-Mu. Celakalah semuanya. Sekali lagi, bisakan Engkau selalu terjaga ? Hingga tanpa saya memohon pun, -saat badai melanda- Engkau tetap katakan, "Diam ! Tenanglah !"
Ahh...indahnya meyakini dan mengimani-Mu Tuhan. Saat ini, saya pun coba berbering sejenak. Merenung, menikmati keheningan yang Engkau berikan. Bagaikan tidur di Nirwana, aku merasa lambai tangan-Mu, lembut mengusapi kepala. Aku hampi tertidur. Tenang dan damai.
Akhirnya aku sadar, dan tidak mungkin lagi meragukan cinta-Mu. Tidak perlu lagi saya meniru para pengikut-Mu dulu, yang merasa sangat takut dan berkata satu sama lain, "Siapa sebenarnya orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya ?".
"Ahhh...Tuhan".
Puji syukur dan terima kasih atas berkat, cinta, dan kemurahan-Mu. Amin.
Selamat hari minggu buat Anda semua. Tuhan memberkati....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H