[caption id="attachment_368085" align="aligncenter" width="448" caption="Penyuluhan tentang perawatan bayi baru lahir di Ruang Nifas RS Petrokimia Gresik"][/caption]
Tulisan ini masih seputar pengalaman kami melaksanakan praktik profesi ners di RS Petrokimia Gresik. Sebelumnya pernah saya cerita tentang beberapa kegiatan lain. Ada satu lagi kegiatan yang belum sempat tertulis. Biar tidak mubasir, akan saya ceritakan di sini.
Bagaimana merawat bayi baru lahir ? Pertanyaan ini menjadi sangat penting bagi keluarga yang menyambut kelahiran anak pertama kali. Bahkan, keluarga yang melahirkan kedua kali atau pun lebih, tetap membutuhkan informasi yang terbaik bagi perawatan bayinya. Tidak semua orang tahu dan mampu melakukan kegiatan tersebut.
[caption id="attachment_368087" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Nur (kiri) sebagai penyuluh, dan Saver (kanan) sebagai moderator"]
Kami mendiskusikannya dengan pembimbing klinik. Ternyata beliau juga sepaham. Tidak semua Ibu, ataupun keluarga tahu dan mampu melakukan perawatan bayi baru lahir dengan benar. Penyuluhan kesehatan, dimana akan didiskusikan bersama-sama tentang cara merawat bayi yang terbaik, menjadi sebuah keniscayaan. Lalu diputuskan, kami mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Unair, akan memberikan penyuluhan dengan topik “Perawatan Bayi Baru Lahir”.
Belajar Langsung Dari Tempat Tidur
[caption id="attachment_368088" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Nur menjelaskan secara langsung di tempat tidur pasien"]
Pelasakanaan penyuluhan ini berlangsung pada Rabu, 20 Mei 2015. Saat itu, sebagian besar pasien yang dirawat ruang nifas (masa setelah melahirkan), rata-rata baru menjalani satu hari perawatan.
Mereka mengaku masih enggan untuk berpindah dari tempat tidur karena masih mengalami nyeri setelah melahirkan. Karena sulit berpindah ke ruang khusus penyuluhan, kami pun langsung menjelaskan di ruang perawatan. Pasien dan keluarga bisa langsung mendengar dari tempat tidur atau bilik masing-masing.
A-Z Perawatan Bayi Baru Lahir
[caption id="attachment_368089" align="aligncenter" width="448" caption="Saya (Saver) sebagai moderator serius mencatat point-point penting yang disampaikan penyuluh"]
Penyuluhan kali ini dipandu oleh saya (Saver) sebagai moderator. Penyuluh menjadi tugas Ibu Nur Rofiatin. Sementara anggota kelompok yang lain menjalankan tugas sesuai yang telah dibagikan. Ada yang bertugas sebagai observer, fasilitator, doumentasi dan sebagainya. Kerja team yang solid menjadi kunci kesuksesan kami melaksanakn penyuluhan tersebut.
Ibu Nur (penyuluh) dengan penuh semangat menjelaskan A-Z perawatan bayi baru lahir. Selain mejelaskan teori terkini, diselingi juga dengan cerita pengalaman beliau saat merawat anaknya sendiri. Memang, penyuluhan yang disampaikan oleh orang yang berpengalaman (pernah merawat bayi), lebih meyakinkan bagi peserta yang ikut.
[caption id="attachment_368091" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Nur menjelaskan sekaligus memperagakan cara menyusui yang benar"]
Lalu, apa saja materi yang disampaikan ? Secara garis besar, kami membahas tentang bayi baru lahir yang sehat, cara menyusui, posisi manyusui, menidurkan bayi, perawatan tali pusat, memandikan bayi baru lahir, cara menjaga bayi tetap hangat, hal-hal yang perlu dihindari dalam merawat bayi, dan mengenali tanda bayi sakit berat. Berikut ini sedikit resume dari beberapa subtopik yang dijelaskan dalam penyuluhan tersebut.
Bayi baru lahir yang sehat bisa kita lihat dari tandanya. Bayi lahir segera menangis kuat. Bayi bergerak aktif. Warna kulit bayi kemerahan. Bayi bisa menghisap air susu ibu dengan kuat. Dan bayi lahir dengan berat badan 2500-4000 gram.
[caption id="attachment_368092" align="aligncenter" width="448" caption="Mbak Agida dan Ibu Darwati, sebagai fasilitator mengarahkan peserta penyuluhan"]
Cara menyusui bayi juga menentukan sebuah perawatan yang baik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusui. ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum) harus diberikan kepada bayi karena mengandung zat kekebalan tubuh. Berikan hanya ASI sampai 6 bulan. Posisikan bayi dengan benar saat menyusui. Menyusui bayi harus merata pada kedua payudara. Lakukan meyusui bayi setiap 1-2 jam, jika bayi tidur maka bangunkan untuk tetap mendapatkan ASI. Lakukan penyusuan hingga ibu merasakan payudaranya benar-benar kosong kemudian pindahkan ke bagian payudara yang lain. Tanyakan pada petugas kesehatan jika mengalami kesulitan menyusui dan tentang cara menyusui yang benar.
[caption id="attachment_368093" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Nur memperagakan cara menyusui"]
Agar bisa memberikan ASI dengan maksimal, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan secara berurutan. Pegang bayi dengan satu tangan: kepala bayi di siku ibu dan tangan ibu mencengkram bokong bayi. Tempelkan perut bayi ke perut ibu. Keluarkan terlebih dahulu sedikit ASI kemudian basahi seluruh bagian areola. Rangsang bayi dengan menyentuhkan puting ibu ke pipi dekat mulut bayi. Arahkan puting ke mulut bayi. Bayi berhasil menghisap ASI jika: bibir bayi menutupi 2/3 dari aerola ibu, bayi terlihat menghisap dengan kuat terlihat pada pipi yang membentuk cekungan, bayi terdengar menelan.
[caption id="attachment_368094" align="aligncenter" width="448" caption="Observer (Mas Madho, Mbak Rifantika dan Lulut) memantau dan mendokumentasikan selama penyuluhan"]
Hal yang tidak kalah penting adalah cara perawatan tali pusat. Perlu perhatian khusus dalam menanganinya. Rawat tali pusat terbuka dan kering. Jangan membubuhi apapun pada pangkal tali pusat. Bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun mandi serta keringkan dengan kain bersih. Bila tali pusat kemerahan, segera periksakan ke dokter/bidan/perawat.
Agar tetap hangat, bayi mesti diperlakukan khusus. Bayi baru lahir boleh dimandikan setelah umurnya 6 jam. Bungkus bayi dengan kain kering. Ganti kainnya jika basah. Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin. Jika berat lahir bayi kurang dari 2.500 gram, lakukan Metode Kanguru (dekap bayi di dada ibu, kulit bayi menempel di kulit ibu).
[caption id="attachment_368095" align="aligncenter" width="448" caption="Mbak Rifantika dan Mbak Lulut (Observer)"]
Apabila bayi mengalami sakit berat, akan muncul tanda-tanda berikut: tidak dapat menyusu, mengantuk atau tidak sadar, nafas cepat (lebih dari 60 kali per menit), merintih, tarikan dinding dada bagian bawah (retraksi), tampak biru pada ujung jari tangan dan kaki atau bibir, dan kejang. Segera bawa ke bidan/dokter/perawat jika muncul tanda tersebut.
[caption id="attachment_368096" align="aligncenter" width="448" caption="Situasi saat sesi diskusi"]
Sharing Pengalaman
Penyampaian materi penyuluhan berakhir. Sesi diskusi pun mulai dibuka oleh saya sebagai moderator. Peserta penyuluhan kali ini cukup antusias. Hal itu terlihat dari respon cepat saat diberi kesempatan untuk bertanya.
[caption id="attachment_368097" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Yuli (pembimbing klinik) memberikan informasi tambahan"]
Kebanyak peserta bertanya berdasarkan pengalaman yang didapatinya. Sharing pengalaman masing-masing ibu mewarnai sesi diskusi. Begitupun jawaban yang diberikan oleh penyuluh, selain penjelasan ilmiah, juga dikuatkan dengan pengalaman saat merawat bayi.