[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Ibu Florence, ""The Lady with the Lamp""][/caption] Kalau kita membaca riwayat hidup dari founder Keperawatan moderen, Ibu Florence Nightingale, sungguh merupakan sebuah kisah heroik. Sangat luar biasa, inspiratif, dan langka terjadi. Komunitas perawat pasti sudah mengetahui kisahnya dengan baik. Bagi yang belum tau, saya kisahkan secara singkat kisah hidupnya. Cerita berikut merupakan ringkasan dari sejumlah artikel atau buku yang saya baca tentangnya. Mungkin tidak komplit karena keterbatasan memori untuk mengingat, tapi minimal bisa menggambarkan secara gamblang. Ibu Florence, hidup dalam keluarga yang kaya raya dengan status sosial yang tinggi. Hidupnya nyaman, mau apa saja pasti dipenuhi oleh orang tua atau keluarganya. Namun, kekayaan dan fasilitas hidup yang berlimpah tidak membuat dirinya menjadi pasif, atau berfoya-foya menghamburkan hartanya. Beliau berani keluar dari zona nyamannya. Dia ingin keluar dari kehidupan mewah, lalu menolong orang yang membutuhkan. Kebetulan saat terjadi perang di Semenanjung Krim, Rusia. Banyak tentara yang terluka. Mereka dikumpulkan dalam satu bangsal tanpa perawatan yang baik. Tidak sedikit dari mereka yang meninggal karena perawatan tidak memadai, pada gilirannya mengakibatkan infeksi. Mendengar kabar tersebut, tergeraklah hati Ibu Florence untuk turun menolong. Meski sempat dilarang oleh keluarga, beliau tetap memantapkan niat dan mampu meyakinkan mereka. Nekat masuk ke daerah konflik, menemukan dan merawat setiap prajurit yang terluka, mengatur ruang perawatan yang kondusif, dan memperhatikan kebutuhan nutrisi. Kerjanya tidak mengenal waktu, siang hingga malam. Berbekal dengan sebuah lentera, beliau menyusuri tiap gang atau lorong untuk memberikan pertolongan. Dan pantaslah, pada akhirnya beliau dikenang dengan sebutan, "The Lady with The Lamp". Selain mampu merawat, Ibu Florence juga rajin menulis. Semua yang dilakukannya didokumentasikan dengan baik. Dari situlah, ilmu keperawatan lahir dan bertumbuh hingga sekarang. Atas jasanya, pada saat ini saya bisa belajar ilmu keperawatan hingga jenjang pendidikan tinggi. Karena besarnya kontribusi beliau dalam sejarah perkembangan keperawatan di dunia, tidak salah jika tanggal kelahirannya, 12 Mei dijadikan atau diperingati sebagai Hari Perawat Internasional setiap tahunnya. Tokoh Panutan Sebagai founder dunia keperawatan, tentunya kiprah Ibu Florence mestinya dijadikan sebagai panutan. Perawat masa kini mesti mencontohi ketulusan atau kepedulian beliau dalam merawat orang sakit. Namun, apakah sudah seideal dengan dirinya ??? Jawabannya bisa variatif. Dari sekian banyak perawat, pasti ada yang benar-benar menjiwai semangat Ibu Florence dalam pelayanannya. Tapi, tidak sedikit pula yang masih jauh dari harapan. Bagi saya, hal itu wajar. Kondisi atau latar belakang kehidupan Ibu Florence dan perawat masa kini jelas berbeda. Dulu, Ibu Florence melakukan pelayanan secara sukarela (kegiatan sosial) karena sudah mantap secara ekonomi (kaya raya). Kini sudah berbalik, perawat mendapat hidup atau penghasilan dari pelayanan yang diberikan. Kondisi lantar belakang tersebut tetunya berpengaruh dalam memberikan pelayanan. Kita mudah mengucapkan, "Contohilah atau ikutilah semangat Ibu Florence, dst..", dalam setiap jargon. Jika kita renungkan baik-baik, tentunya tidak mudah dilaksanakan karena beda latar belakang tadi. Kabar baiknnya, insan perawat tetap selalu berusaha mengikuti teladan Ibu Florence meski belum benar-benar sempurna. Hal itu terlihat dalam setiap perayaan hari perawat internasional. Hampir semua perawat memberikan ucapan, harapan, semangat bagi sesama teman sejawatnya untuk lebih baik lagi. Saling mengingat satu sama lain, tentunya bisa merubah secara perlahan menuju perubahan yang lebih baik. Seperti tahun 2015 ini, dengan tema: “Nurses: A Force for Change: Care Effective, Cost Effective”, sesama perawat bisa saling menyemangati untuk menggapainya. Perawat, dengan kemampuan/kompetensi diharapan mampu memberikan perawatan yang sederhana namun efektif, sehinggaa mampu menekan biaya yang harus dikeluarkan pasien sebagai pengguna layanan. [caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Tema Hari Perawat Internasional 2015"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H