Mohon tunggu...
Suhandi Taman Timur
Suhandi Taman Timur Mohon Tunggu... -

Pengamat gaya hidup, transportasi, pariwisata dan politk. Tidak setuju bila politik dibilang kotor, karena yang kotor itu hanya sebagian dari politisinya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nonton “Amel Cemal-Cemil”

29 Maret 2010   00:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:08 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siapa yang tidak gemes melihat ulah si Amel dalam acara Amel Cemal-Cemil yang naik tayang setiap akhir pekan di salah satu stasion televisi swasta di Ibukota. Artis cilik yang biasa akting di sinetron Suami-Suami Takut Isteri (SSTI) ini tampil dengan “wajah” nya yang asli, yang lebih sesuai dengan usianya yang baru menginjak pasca balita. Didalam sinetron SSTI, Amel memang muncul sebagai anak, tetapi alur ceritanya bersifat komedi dan diperuntukkan bagi orang dewasa. Didalam acara Amel Cemal-Cemil ini Amel tampil apa adanya, sebagai dirinya sendiri.

Acaranya sendiri tidaklah orisinil. Sudah sangat banyak acara model wisata kuliner seperti yang dirintis oleh sobat saya Bondan Winarno. Tapi acara yang dibawakan oleh host cilik, si Amel ini, mempunyai karakter yang beda. Terus terang, disamping terpingkal-pingkal oleh segala ocehannya yang kocak, saya juga merasa sangat terharu melihat bakat Amel kecil ini. Bagaimana tidak? Amel berakting secara lepas, bebas, lugu, jujur dan lucu, sebagaimana lazimnya anak seusianya. Dari menonton tayangan ini, saya bisa menebak bahwa Amel adalah anak Padang yang doyan makan terutama masakan Minang. Ini terlihat dari ekspresi yang ia ucapkan saat menyantap masakan yang benar-benar ia sukai. “Nah, ini Padang nih!” katanya. Saya tidak tahu apakah acara tersebut didukung oleh sponsor atau tidak? Tapi seandainya saya yang menjadi sponsor, pasti saya akan garuk-garuk kepala. Kenapa nggak nyambung ya? Lha, acaranya tentang makanan lain, kok ucapannya tentang nasi-padang? Waktu itu ia sedang menayangkan masakan makaroni skotel yang dibuat berdasarkan resep makanan à la Belanda. Tapi waktu mengekspresikan kenikmatannya kok nyebut-nyebut nama Padang? Mulanya saya mengira bahwa saya salah dengar, tapi setelah saya cermati setiap hari Minggu pukul 11:30, ternyata saya tidak keliru. Bahkan Amel seperti sengaja mengulang-ulang expresi tersebut: “Nih, Padang nih!”. Padahal selama saya menonton acara tersebut setiap minggu, belum ada satu episode pun yang mengekspose makanan atau restoran Padang? Mungkin masakan Padang tidak perlu dipromosikan lagi ya Amel?

Untuk mengekspresikan enaknya suatu masakan yang dicicipinya dalam acara itu, Amel sudah diskenariokan untuk memiliki ucapan yang menjadi ciri khas dirinya yaitu: “Beuh, beuh, beuh!”. Sebagai anak yang berbakat, Amel menjalankan tugasnya dengan baik. “Beuh, beuh, beuh!” Ini adalah padanan dari ucapan Bondan Winarno dalam acara wisata kuliner nya yang terkenal yaitu, pokoké maknyus! Tapi dasar anak-anak, ungkapannya yang jujur dan spontan justru berbunyi: “Nih, Padang nih!”. Disitu Amel tidak lagi berakting. Hal lain yang juga menarik dari acara ini adalah bahwa kita bisa menerka bahwa Amel tidak suka sayur. Bila Amel harus menyicipi makanan yang benar-benar dia suka, maka kita akan langsung melihat bagaimana Amel menyantap makanan tersebut dengan lahap. Apalagi kalau dia langsung berujar: “Nah, ini Padang nih!”. Tapi bila yang ada dihadapannya adalah makanan yang kebetulan dia tidak begitu suka, apalagi sayur, maka ia akan mengoceh tentang kelezatan makanan tersebut sambil memainkan sendok dan garpunya. Kemudian ia memasukkan seujung sendok makanan tersebut kedalam mulutnya, tanpa melahap makanan tersebut seperti biasanya. Hal ini terlihat jelas sewaktu Amel harus menjalankan “misi” nya untuk memuji-muji enaknya rasa sebuah hidangan yang bernama sayur. Itulah kelebihan Amel, dia tahu benar kapan dia bisa menikmati kelezatan suatu makanan dan kapan dia harus menjalankan tugas sebagai host yang baik.

Di suatu acara, Amel bertemu dengan seorang Ibu yang sedang hamil di sebuah restoran. Tanpa sungkan Amel bertanya: “Tante, tante lagi hamil apa kekenyangan, kayak Amel?”. Si Ibu menjawab ramah: “Oh iya Tante lagi hamil, tapi Tante juga baru habis makan.” Si Amel menimpali lagi: “Wah rupanya Tante rakus juga ya?”. Saya menonton sambil tertawa. Si Ibu juga tertawa. Siapa yang bisa marah kepada Amel?

Jakarta, 29 Maret 2010

Suhandi Taman Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun