Mohon tunggu...
Suhandi Taman Timur
Suhandi Taman Timur Mohon Tunggu...

Pengamat gaya hidup, transportasi, pariwisata dan politk. Tidak setuju bila politik dibilang kotor, karena yang kotor itu hanya sebagian dari politisinya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

It Takes Two To Tango

14 Oktober 2009   07:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:36 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan berpasang-pasangan. Secara kodrati pria dan wanita memang berbeda tapi sebagai pasangan, mereka adalah mitra setara. Kemitraan yang saya maksud adalah antara lain dalam hal perkawinan, perceraian, pertunangan, pacaran, pendekatan atau “pedekate”, bahkan dalam hal perselingkuhan. Oleh karena itu, tidaklah adil bila dalam pembicaraan tentang hubungan antara keduanya, kita menempatkan satu pihak sebagai obyek sedangkan pihak yang lain sebagai subyek, atau sebaliknya. Kesetaraan ke dua gender ini mengharuskan mereka untuk diletakkan pada kedudukan yang sama. Sama-sama sebagai subyek atau sama-sama sebagai obyek, sesuai dengan konteks yang dibicarakan.

-

Jari-jemari saya terpicu untuk menulis artikel ini terutama oleh tulisan yang diposting oleh adik kita Malikad.ana tanggal 6 Oktober 2009 berjudul “Penjahat Kelamin”, dan artikel Mbak Almalika berjudul “Lagi Lagi Penjahat Kelamin” dan “Perempuan Dalam Pasar Tenaga Kerja” pada tanggal yang sama. Ijinkanlah saya terlebih dulu untuk menyampaikan salam kenal kepada ke duanya (kecuali kalau ke duanya adalah orang yang sama?). Tulisan-tulisan tersebut memberi kesan kepada saya bahwa mereka adalah remaja yang cerdas, pandai dan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Setelah menyelesaikan studi, mereka bekerja di tempat yang memberinya kesempatan untuk bertemu dengan mitra-mitra kerjanya. Disinilah Malikad.ana dan Almalika sebagai pemula merasa gamang dengan perilaku para eksekutif pria yang dijumpainya, yang “nakal-nakal”. Mereka kaget kenapa bapak-bapak, atau om-om, atau koko-koko itu begitu berani memperlakukan mereka yang masih belia seperti itu? Apakah rekan-rekan mereka seprofesi juga mendapat perlakuan yang sama? Apa mentang-mentang mereka orang baru lalu harus diplonco seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi jeritan hati mereka. Mudah-mudahan kesan saya tidak keliru. Nah, sebagai seorang senior citizen, pemegang KTP yang berlaku seumur hidup (tapi jangan sebut saya lansia ya, please!), dan dengan pengalaman hidup saya yang panjang, perkenankanlah saya untuk berbagi pandangan sebagai tanda simpati saya kepada ke dua remaja ini.

-

Apa yang sedang dialami oleh Malikad.ana dan Almalika sekarang adalah bagian dari proses hidup yang harus dilalui oleh setiap orang. Di dalam menempuh proses ini, seseorang akan menjumpai hal-hal yang baru. Ada yang menyenangkan, ada yang tidak. Untuk hal-hal yang shocking seperti yang mereka alami, seseorang memerlukan teman untuk berbagi perasaan. Teman ini bisa pacar, sahabat atau saudara. Yang unik, Malikad.ana dan Almalika membagi pengalamannya kepada kita, para bloggers di kompasiana. Kepada ke duanya saya ingin menyampaikan bahwa para bapak-bapak, atau om-om atau koko-koko itu dulunya juga menempuh sebuah proses atau pengalaman yang membentuk sikap mereka seperti itu. Kalau mereka sekarang terlihat begitu “jail” dan “kurang ajar”, bukan tanpa sebab.

Mereka ini tidak terlahir sebagai pria-pria “nakal” tapi terbentuk. Mereka terbentuk menjadi seperti itu oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya bersama perempuan-perempuan “nakal”. Itu yang dinamakan it takes two to tango. Yang mereka lakukan adalah apa yang dinamakan di lingkungan mereka “iseng-iseng berhadiah”. Kalau ada yang mau, yah kebetulan. Kalau tidak ada, yah mereka tidak bisa apa-apa! Mereka cuma iseng tapi sangat menyebalkan.

Oleh karenanya, pertimbangkanlah profesi yang sedang Anda jalankan ini dengan sebaik-baiknya. Bila Anda anggap menantang, jalanilah dengan hati-hati. Tapi bila tidak cocok, sebaiknya Anda tinggalkan job itu sebelum terlambat. Saya tidak berada dalam posisi untuk menganjurkan pilihan apa yang sebaiknya Anda ambil. Tapi khusus untuk menanggapi ungkapan-ungkapan tidak sopan yang menurut Anda “ujung-ujungnya sex”, ingatlah bahwa ungkapan-ungkapan tersebut pada dasarnya adalah cuma sebuah tawaran (proposition) yang memerlukan jawaban (acceptance). Tanpa jawaban yang afirmatif tawaran ini tidak akan berlanjut. Mereka tidak bisa bertepuk sebelah tangan, karena it takes two to tanggo!

-

Di dalam prinsip it takes two to tango, ada dua faktor yang harus diingat. Yang pertama adalah adanya dua pihak yang terlibat dan yang kedua, pria dan wanita ini harus berdiri pada posisi yang sederajat. Orang yang jangkung, akan mendapatkan kesulitan untuk berdansa tango dengan baik, bila berpasangan dengan orang yang kate. Mumpung masih muda, ada baiknya bila Malikad.ana/Almalika mau melatih diri untuk selalu menempatkan diri sebagai mitra-sejajar terhadap siapapun mereka berinter-aksi. Di dalam tulisan-tulisan tentang “penjahat kelamin” ini terlihat bahwa Malikad.ana/Almalika menempatkan dirinya sebagai obyek. Sedangkan bapak-bapak, om-om dan koko-koko yang “songong” itu mereka tempatkan sebagai subyek. Harap diingat bahwa tulisan adalah ekspresi yang jujur.

Disitu terlihat jelas cara kita memandang orang lain dan cara kita memandang diri kita sendiri. Kalau kita bersikap sebagai sebuah subyek, orang lain akan bisa bersikap sebagai subyek atau sebagai obyek. Tapi kalau dari awal kita sudah bersikap sebagai obyek, maka kita akan diperlakukan benar-benar sebagai obyek, tanpa ampun. Bagi seorang wanita muda, apalagi kalau cantik, menempatkan diri sebagai obyek sama saja dengan memposisikan diri sebagai mangsa yang siap disantap oleh buaya lapar. Hal ini patut diperhatikan oleh Malikad.ana dan Almalika setiap kali mereka berhadapan dengan bapak-bapak, om-om atau koko-koko yang iseng tersebut. Jangan biarkan diri kita terintimidasi oleh sikap orang lain. Saya mendoakan agar ke duanya sukses di profesi yang mereka sukai.

-

Sebagai rujukan, coba kita baca lagi artikel “Tiga Jurus Ampuh Tiga Pria Petualang Cinta” yang diposting oleh Mariska Lubis pada hari yang sama 6 Okrtober 2009. Disitu kita melihat kematangan dan kedewasaan seorang Mariska Lubis. Walaupun menghadapi petualang-petualang cinta, berjumlah tiga orang, berbicara tentang trik-trik lelaki untuk menaklukkan wanita, Mariska sama sekali tidak terintimidasi. Mariska menghadapinya seorang diri, dan menempatkan dirinya setara, sama-sama sebagai subyek. Bahkan trik-trik yang menjadi rahasia lelaki ini berhasil dikoreknya, kemudian di “sosialisasikan” kepada kaum perempuan melalui kompasiana.

-

Akhirul kalam, saya tuliskan dibawah ini lirik lagu It Takes Two To Tango yang ditulis oleh Pearl Bailey dan pernah populer sewaktu dinyanyikan oleh Ray Charles pada tahun 1950-an. Ya, lagu ini memang djadoel banget, tapi isinya masih relevan.

-

-

It Takes Two to Tango

-

You can haunt any house by yourself

Be a man or a mouse by yourself

You can act like a king on a throne

There are lots of things that you can do alone

-

But it takes two to tango, to tango

Two to tango, two to tango, do the dance of love

-

You can sail on a ship by yourself

Take a nap or nip by yourself

You can get into debt on your own

There are lots of things that you can do alone

-

But it takes...etc.

-

You can get very old by yourself

Catch a fish or a cold by yourself

Dig a ditch or strike it rich by yourself

There are lots of things that you can do alone

-

But it takes...etc.

-

You can fight like a champ by yourself

You can lick any stamp by yourself

You can be very brave on the phone

There lots of things that you can do alone

-

But it takes two..etc.

Darling it always takes two

I am with you...

-

-

Pada kesempatan lain saya akan lanjutan pembahasan ini dengan dengan judul yang sama, dengan topik perselingkuhan dan masalah poligami.

Jakarta, 14 Oktober 2009

Suhandi Taman Timur

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun