Mohon tunggu...
Suhandayana Day
Suhandayana Day Mohon Tunggu... profesional -

PeGiat EDUMEDIART [ Edukasi, Media, Art ] antar institusi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[hari ibu] susubunda ridho-Mu

22 Desember 2011   00:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:55 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

senandung bunda tak lagi merdu kian lirih, mengiris nadi surga hujati ego anak-anak dungu trah tak lagi tau membalas cinta tak mau tau, tak malu sebagian anak direnggut srigala berapa banyak terhisap nafsu benalu anak-sulung bergelar koruptor atau penjaja negara anak-tengah jadi penyamun dan penyaru anak-bungsu mengekspor tenaga kerja anak-angkat menjual tanah-air sebahu demi sebahu anak-haram keliaran mencecar ibukota anak-anak lain tak diantar pamong ke sekolah atau pos-yandu .

Special Image | National Geographic, daily - . duh, angkatlah hamba-Mu pelupa makna menyusu, jadi penggilas tulang iga biasa menyapa bunda bagai seekor babu bertubi peran hidup menghela berebut asa tiap dinding waktu jargon modern menimpuk kasih bunda hingga pecah lembut-susu saat kau rawat bayimu entah, apa terasa menghulu rela di benakku susubunda tanda ridho-Mu dulu hangati wajah bangsa persada kini nyaris rusak di negeri dadu bencana mengoyak kening pertiwi, membius desa permana namun, langit-Mu masih menyimpan janji syahdu semoga anak-anak mau berdoa: kapan kusudahi perantauan durjana . . * PF: Hari Bunda Indonesia, 22 Desember 2011 ** Baca juga karya kompasianer lain di Cinta Fiksi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun