Mohon tunggu...
Suhanda Dinata
Suhanda Dinata Mohon Tunggu... Guru - Saya Guru Matematika di SMPN 1 Cariu Kab. Bogor Jawa Barat dari tahun 2007

Assalamualaikum wr wb, salam sehat dan salam bahagia untuk kita semua, mari kita saling sapa saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Guru dan Filosofi Ki Hajar Dewantara

2 Juli 2024   08:01 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:33 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Assalamualaikum Wr Wb, perkenalkan nama saya Suhanda Dinata, saya seorang guru di SMPN 1 Cariu Kab. Bogor Jawa Barat. Saya sedang mengikuti Program Pendidikan guru penggerak angkatan 11. Pada kesempatan ini saya mau berbagi pengalaman dalam hal pemikiran Ki Hajar Dewantara, khususnya modul 1.1.

Disini saya menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik pada modul 1.1

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari modul 1.1

  • Saya berpikir bahwa murid itu adalah kertas putih yang dapat kita isi dengan tulisan atau gambar apapun itu sesuka guru sebagai pelukis kertas tersebut
  • Guru adalah pusat dalam bembelajaran, jadi guru harus aktif dan murid adalah objek yang pasif yang harus menuruti keinginan guru.
  • Guru paling pintar, diktator dan  penguasa dalam pembelajaran,

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

  • Setelah saya mempelajari modul 1.1, tentang konsep pemikiran KHD
  • Seorang guru harus dapat menuntun murid
  • Pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman 
  • Seorang guru harus menghamba pada murid
  • Pemikiran murid adalah kertas kosong ternyata aliran ini adalah aliran lama yang hampir tidak pernah dipake oleh para cendikia. Dan aliran yang digunakan sesuai dengan pemikiran KHD adalah aliran convergentie-theorie. Teori ini mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut menurut aliran ini, pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan, agar jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.
  • Dari pilosofi dan penjelasan Ki hajar Dewantara tersebut, saya harus merubah pikir dan perilaku dalam memperlakukan murid dalam proses pembelajaran.

Di dalam pembelajaran guru harus dapat menuntun bukan memaksa, tapi menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Harus menerapkan konsep kodrat alam dan kodrat zaman dalam pembelajaran.

Kodrat alam yang berasal dari dalam diri anak yaitu merujuk pada bakat, minat, dan potensi alami yang dibawa setiap murid sejak lahir.

Kodrat alam yang berasal dari luar, mencakup latar belakang budaya dan lingkungan tempat murid berasal. Ini penting untuk dipahami agar  pendidikan bisa disesuaikan dengan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat setempat.

Contohnya, kurikulum di daerah pesisir bisa menyesuaikan dengan kebutuhan keterampilan bahari. Sementara di daerah pertanian, bisa diajarkan teknik bertani modern.

kodrat zaman atau tuntutan keterampilan yang dibutuhkan murid sesuai dengan perkembangan zaman. Dunia terus berubah, dan  pendidikan harus mengikutinya agar murid tidak ketinggalan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun