Mohon tunggu...
SUHAM CAHYONO
SUHAM CAHYONO Mohon Tunggu... Penulis - Berfilsafat untuk Menemukan Jati Diri

Mahasiswa Pascasarjana pada program studi Magister Akuntansi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tentang Filsafat, Agama, dan Kehidupan

10 November 2021   09:00 Diperbarui: 10 November 2021   09:18 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hakikat Keberadaan dan Kehidupan 

Kehidupan manusia tidak lepas dari usaha untuk mencari kebenaran. Setiap langkah yang telah dijejakan dimanapun berada, pasti manusia akan selalu bertanya dan mencari kebenaran atas fenomena yang telah dia amati atau rasakan.

Pada suatu titik tertentu, kehidupan menjadi jalan buntu yang tidak dapat dicarikan solusi atas berbagai fenomena yang terjadi, maka disaat itulah manusia mulai merasakan kegelisahan dan kegundahan. Ada suatu pemandangan yang sangat familiar, ketika tulisan ini mulai dikerjakan, "Orang-orang akan selalu ingin mencari tahu padahal, daya pengetahuannya sangat terbatas" kalimat tersebut menyiratkan satu indikasi bahwa manusia adalah makhluk yang selalu tidak pernah merasakan kepuasan. Lantas, mengapa kehidupan ini diadakan dan mengapa hakikat keberadaan kehidupan ini diadakan oleh adanya manusia?

Syahdan, Kehidupan sejatinya merupakan bukti pembenaran bahwa Tuhan telah menyusun rangkaian ceritas untuk menjelaskan keberadaannya. Dengan adanya kehidupan manusia akan bertanya-tanya siapa yang mengadakan kehidupan dan apa hakikat dari keberadaannya. Maka, disaat itulah ilmu pengetahuan dan rasio tidak dapat menjawab. Ketika rasio dan nalar manusia mulai mencapai kebuntuan yang optimal, filsafat hadir sebagai jalan tengah untuk menjelaskan fenomena ketidakbernalarnya logika manusia. Filsafat menjadi solusi terbaik untuk mengatasi adanya kohesi nalaritas manusia sehingga memunculkan geliat ontologis rasio yang lebih luas. Filsafat memberikan gambaran yang tidak dapat di ilustrasikan oleh nalaritas manusia, namun penggambaran yang di ilustrasikan dalam filsafat tidak juga bersifat abstraksi melainkan bersifat pemikiran logis dan bernuansa perasaan alam bawah sadar manusia.

Lebih lanjut bahwa filsafat memberikan bukti atas adanya kehidupan dan hakikat keberadaan kehidupan itu. Kebenaran yang selalu dicari-cari oleh manusia tentang kehidupan dibahas secara detail dalam pandangan filsafat.

Filsafat memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh berbagai makhluk di muka bumi, karena pada dasarnya filsafat merupakan patokan dalam menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dari sudut pandang alam bawah sadar manusia. Oleh karena itu, tidak jarang bahwa dikatakan filsafat merupakan sumber dari kebenaran yang ada. Namun, pada sisi yang lain, filsafat mengalami kendala sehingga tidak dapat memberikan keterangan secara jelas dan gamblang atas berbagai fenomena yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Situasi yang demikian adalah kejenenuhan kebenaran dalam pandangan filsafat.

Ketika titik jenuh kebenaran sudah mencapai pada akumulasi tertentu, ketidakjelasan suatu kebenaran atas fenomena yang terjadi menjadi abu-abu, maka agama menjadi jalan satu-satunya untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Agama sebagaimana peruntukannya merupakan dogmatisasi yang telah direvitalisasi dalam setiap kehidupan manusia sehingga tidak ada jalan keluar selain kembali pada setiap tuntunan agama yang telah digariskan. Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa "Agama adalah Jalan yang Lurus" Maknanya bahwa Agama merupakan solusi terbaik atas setiap keterjadiaan dan keberadaan manusia di muka bumi ini.

Agama memberikan warna baru bagi jawaban atas hakikat keberadaan dan kehidupan manusia dimuka bumi, sebagaimana penulis pahami dalam kaidah tuntunan agama islam yang menjelaskan bahwa manusia diadakan dan hakikat keberadaannya merupakan tujuan dari penciptaan tuhan yaitu menjadi pemimpin. Maka, dengan dasar tersebut manusia digerakan dan diberikan beban tugas sebagai pemimpin dalam menjelajahi ke-fana-an di muka bumi ini. Pemimpin sebagaimana kita pahami bahwa manusia bertanggung jawab secara penuh atas kebermanfaatannya di muka bumi. Manusia yang bermanfaat bagi alam, hewan dan seluruh makhluk yang ada di muka bumi merupakan tujuan penciptaan manusia sejatinya. Oleh karena itu, keberadaan kita merupakan nilai berharga bagi tuhan sebagai manifestasinya untuk menjalankan segala kepemimpinan di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya.

Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun