Mohon tunggu...
suhairi anwar
suhairi anwar Mohon Tunggu... -

Ini aku, lelaki yang jatuh cinta pada Bahasa. (jalanaan.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Bahasa Pejabat

1 Agustus 2010   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_212238" align="alignleft" width="300" caption="Membongkar isi pikiran para pejabat. (gambar:http://www.jakartapress.com/)"][/caption]

Ada yang tidak beres dengan persoalan bahasa di negeri ini. Bahasa yang semulanya dipakai untuk mempermudah urusan, di negeri ini berubah menjadi sesuatu yang membingungkan, dan tak jarang membuat kesal. Setiap pertanyaan hampir tidak pernah bertemu jawaban. Keluhan tidak segera disambut keterangan. Dan semuanya berhulu pada satu titik: bahwa bahasa rakyat tak pernah bertemu dengan bahasa pejabat.

Ini adalah fakta. Di saat rakyat menangis oleh tagihan listrik bulanan, pejabat munculdengan menaikkan biaya Tarif Dasar Listrik. Di saat rakyat kehabisan napas berdesakan di dalam KRL Ekonomi, pejabat datang dengan menyulap gerbong kereta jadi separuh. Begitu juga ketika klakson kendaraan semakin kencang meminta ruang gerak yang lebih lapang, pejabat beraksi dengan melakukan arak-arakan sepanjang jalan.

Semua kenyataan itu, terpampang begitu jelas di depan mata. Timbul pertanyaan, apakah pejabatyang tidak paham bahasa rakyat, atau memang rakyat yang tak mampu memahami bahasa pejabat? Sebuah pertanyaan yang tidak menuntut jawaban memang. Namun yang sangat disayangkan, hanya salah satu dari dua pihak yang menanggung akibat bahasa yang salah tanggap. Dan yang lebihdisayangkan lagi, pihak ini adalah mereka yang memadati negeri ini, yang kepalanya baru saja dihitung satu persatu, yaitu rakyat.

Ketika bahasa sebagai sarana komunikasi tak mampu lagi dipahami dengan baik, besar kemungkinan ke depan akan sangat sulit untuk bersama-sama membawa bangsa ini ke taraf yang lebih baik. Antara rakyat dan pejabat akan berjalan sesuai pengertian masing-masing. Pejabat semakin rakus, dan rakyatberubah brutal. Jika ini terjadi, hancurnya bangsa sudah siap dihitung mundur.

Jika kita merujuk pada teori komunikasi, komunikasi dua arah tak mungkin salah jika diiringi dengan proses mendengarkan yang baik. Dari mendengarkan akan melahirkan pengertian. Tentu saja hanya bermodal saling mengerti tak akan menjamin sebuah perubahan. Namun setidaknya dalam hal ini kita bisa sedikit mengutip jargon sebuah perusahaan asuransi dengan sedikit perubahan: ‘Karena kami percaya, bahwa segalanya berawal dari mendengarkan.’

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun