Mulai tahun 2022 MIN 12 Nagan Raya sudah melaksanakan upacara senin 2 x dalam bulan januari yaitu tgl 17 dan 24. Dua kali pelaksaan yang jadi pembina adalah Suhaimi yang biasa disapa Ustad oleh anak anak dan juga rekan sejawatnya. saat menjadi pembina pada tgl 17 menggantikan pembina yang berhalangan, pada tanggal 24 juga dengan alasan yang sama menggantikan pembina yang lagi-lagi berhalangan. walaupun sebagai pengganti beliuw selalu sigap dalam penyampaian materi kepada siswa hingga mereka mendengarnya tampa merasakan jalannya waktu hingga jam 9 .00 WIB. Matahari yang terik mencapai 37 Derajat Celcius, siswa tetap tidak beranjak dari barisan, mereka asyik dan bahagia terlihat dari tawa dan seyum disetiap arahan yang cokak penuh makna dan diiringi dengan kelucuan sehingga membuat mereka betah.
Materi pada saat pembina ini adalah Fastabiqul Khairat, berlomba lomba untuk melakukan kebaikan.  Sudah menjadi kebiasaanya setiap pagi mengingatkan, saat jadi pembina juga terus mengingatkan  kepada seluruh siswa MIN 12 Nagan Raya, harus membiasakan memulai kebaiakan dengan niat yang baik seperti ke Madrasah harus dimulai dengan niat , bahwa saya kemadrasah  karena melaksanakan perintah Allah, Karena untuk menghilangkan kebodohan dan  mencari ridha Allah khususnya.Â
Pembahasan x ini adalah meniti beratkan pada perubahan kehidupan yang biasanya baik harus menjadi lebih baik, yang biasanya disiplin harus lebih disiplin, biasanya rajin harus lebih ditinggkatkan kerajinannya, semua harus meningkat dan tidak boleh jalan ditempat. Lanjutnya yang membuat geliat ketawa seluruh siswa yang cantik harus lebih cantik , yang sudah ganteng harus lebih ganteng seperti keadaan dan suasana setiap pagi senin.Â
Berbuat baik harus didasari oleh keinginan untuk melakukan kebaikan dan habituasi (pembiasaan) baik yang secara dipaksa maupun dengan dorongan aturan yang ketat, awal mula adalah adanya dorongan paksaan , namun akan tumbuh menjadi kebiasaan tubuh yang reflex untuk memulainya. Madrasah adalah salah satu tempat untuk membiasakan para siswa melakukan kebaikan seperti biasa menjaga kebersihan, menjaga kedisiplinan, berpakaian rapi, sopan, dan mengatur ritme waktu untuk melakukan hal mana yang harus disegerakan dan yang boleh ditunda. Semua kebaikan tersebut harus ada pemaksaan dan usaha dari berbagai pihak terutama anak itu sendiri dan penjagaan serta timbal balik dari yang mengerahkan kebaikan itu.Â
Orang yang terus memperbaiki diri adalah mereka yang beruntung, usaha dan pengorbanan wajib ada pada setiap kebaikan agar lebih menja baik, waktu, tenaga, fikiran dan kesehatan harus ditangguhkan atau dikorbankan dalam setiap capaian, terlebih lebih capaian akan kebaikan yang disana sangat banyak godaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H