Mohon tunggu...
halubĀ©
halubĀ© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merambat Cekatan [Poemation]

27 November 2023   21:09 Diperbarui: 27 November 2023   21:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ā  Ā .

Ā  Ā Sehelai kisah sudah dianggap pengalaman utuh. Pandir bertebaran di urat syaraf terka. Ada banyak realita berkepala banyak, membawa pelbagai maksud, tak bisa dicap hanya pada satu makna saja, memang sengaja dibuat demikian.
Ā  Ā Sebuah sifat narsistic yang cenderung sociopath dan suka memanipulasi perasaan (feeling) untuk mendapatkan perhatian (attention).
Ā  Ā menggebu-gebu, tidak menunjukkan mereka mampu. Ketika logika ditubrukan halusinasi, runtuh. Lalu mencari pembenaran dengan segala cara---yang dipaksakan seolah logis.
Ā  Ā Lain waktu kopi akan mengingatkan akan kelirunya terburu-buru memburu beberapa hal yang tak mesti dikejar dengan ambisi seolah setelah esok dan beberapa ratus hari lagi tak akan pernah ada penggantinya.
Ā  Ā Pelan-pelan ilusi entah dari mana, telah sukses membentuk beberapa karakter karakter unik dan enerjik. Mengambil keputusan, selalu salah. Memapah malu di tepian sungai, merasa rugi---tapi katanya: sudah sekalian saja tenggelam, hitam saja semuanya.
Ā  Ā Potongan kehidupan yang belum seberapa, dinilai seolah seutuhnya telah hancur. Ada pondasi ideologi yang telah tumbuh tanpa sadar, menghijau, lebat, juga sulit dibabat hanya dengan sugesti murahan.
Ā  Ā Seruan akan "kembalikan saja semuanya ke asalnya." Sedikit banyak membuat merinding para pengrajin kayu yang hidup di dekat hutan beringin. Mau tetap maju, ragu. Hendak mundur, ada kubur yang seolah menatap dengan tatapan menyala.
Ā  Ā Tukang es cendol dengan sendoknya yang diketukan beberapa kali setalah jeda sesaat pun menambah was was, seolah semua tak pas. Memang seberat itu akibat telah memanipulasi banyak orang, baru sadar kalau tidak manusiawi, rasanya sangat terlambat.
Ā  Ā Api api yang datang pun sulit ditelusuri dari mana muasalnya. Merambat cekatan, perlahan---lama-lama kebakaran sendiri.
Ā  Ā .
Ā  Ā Cls[RTD], Senin271123, 21.03, halub

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun