Ā Ā Ā ===
Ā Ā 13:07, *Kesedihan Di Langit.*
Ā Ā .
Ā Ā Elang yang terbang sendiri, pulang ke sembarang pohon. Hujan menambah pilu di dada. Gemuruh petir menciutkan nyali. Akankah di penerbangan berikutnya bertemu dengan yang satu ritme?
Ā Ā Bunga bangkai liar. Sudah terlalu biasa menggila, hingga ketika semua berjalan biasa-biasa saja. Kalau tak mengumbar, rasanya tak hidup.
Ā Ā Menggatal saja sudah jadi karakter. Suara menggelegar menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Kembali lagi elang mengangkasa, mencari arti hidup dari sudut pandang yang lain.
Ā Ā Kesedihan karena selalu dibanding-bandingkan, tentang penghasilan yang tak seberapa. Sudah menjadi kesepakatan tak tertulis, kalau yang bernominal tinggi yang menang.
Ā Ā Kepala keras yang mengarang, karang di lautan yang masih kalah keras dari kepala keras yang masih belum dipenggal. Melenggak-lenggok dengan tarian kalimat yang---dibuat menarik meski hakikatnya MUAK MEMUAKKAN!
Ā Ā Keliling ini belum nampak membuahkan hasil, kelinci-kelinci bersembunyi. Pola yang sama masih saja belum ditingkatkan kemampuannya.
Ā Ā Jalan pilu gelap, merayap ke seluruh penjuru hati. Kesedihan ini masih menggantung di langit sana. Tak terasa perputaran ini meluruhkan kesedihan di sepasang pandang.
Ā Ā Kesadaran mulai pudar, edar pandang hilang arah, terhuyung ke kanan, terseret ke kiri. Penerbangan ini sempurna gagal.
Ā Ā terjatuh sudah
ke bawah, kesedihan di langit, pindah ke bumi. Hutan liar terhenti sesaat dari terjatuhnya elang dari angkasa. Beberapa pohon meringkuk ikut serta pada kesedihan elang nan malang itu.
Ā Ā .
Ā Ā Pamulang, Sabtu 24Juni2023, 13:59, halub
Ā Ā .
Ā Ā
Bersambung ke "KESEDIHAN DI BUMI"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H