===
Dalam hidup ini ada saja beberapa hal yang memuakkan. Melawan, berlari, menghadapi, hingga penyelesaian apa pun ditempuh agar muak hilang, atau minimal menipis.
Beragam cara, bermacam metode. Mungkin ada yang dengan lebih memilih menikah lagi ketimbang menceraikan pasangannya. Ada yang bersabar hingga keadaan diri sudah sangat pudar untuk menghadapi ketidaksukaan itu. Rambut berguguran, tua sudah terlihat jelas, menyedihkan. Tapi begitulah tiap orang punya caranya masing-masing untuk tetap tegak di atas jalan masing-masing yang tidak mudah juga terlalu tergesa-gesa jika dibilang sukar.
Asiknya disebut sukar, siapa juga di dunia ini yang tidak cinta pada kemudahan? Biarpun begitu, tidaklah di kehidupan ini kesukaran melulu yang menemani manusia, tapi begitulah manusia, suka sekali dengan lupa dan sengaja lupa.
Dengan gelombang pertama belum lulus, sudah minta gelombang kedua ketiga hingga keempat. Tak waras. Waraslah dulu baru hidup.
Meski tingkat kewarasan dan batasan kewarasan tiap orang berbeda-beda, ada saja yang mengaku waras padahal pembangkang.
Bagaimana tidak kaki berpijak di tempat orang namun langit tak mau dijunjung. Merasa sok hebat, nyatanya keparat. Tidak cukup di situ, mempengaruhi orang banyak, mencari pembelaan dengan cara apa pun---BODOH.
Siapa yang pemimpin, siapa yang dipimpin? Bego tetaplah bego. Tak mau diatur, mengatur mau, BAJINGAN O BAJINGAN. MOYANGNYA KEPARAT SUMBER KEBANGSATAN DARI SELURUH KEBANGSATAN.
.
Cls, RTD, Selasa 13 Juni 2023, 23:21, halub
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H