.
Argumen terhebat dikerahkan, se---maksimal mungkin, dengan tajuk seolah sisi kekeliruan' hanya ada dan bersumber dari pihak seberangnya, gaya seperti ini terlalu basi dan sangat ketinggalan zaman.
Sejatinya tak akan ada yang tak pernah sia-sia di bumi ini. Bisa, siapa pun merasa paling maksimal, berjasa dalam banyak hal. Namun satu hal yang mungkin berat atau gengsi untuk diakui adalah tiap dari keberadaan siapa pun adalah beban, kecuali manusia-manusia pilihanNya.
Salah satu faktornya bisa dari lingkaran pertemanan dan kehidupannya yang mungkin terlalu mendewakan usaha.
Artinya saja biar langsung adaptasi dengan bahasa bumi pertiwi.
Dia (Karun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (Surat ke 28, Al-Qoshos): 78).
Pada Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah disebutkan:
78. Qarun pun menjawab kaumnya: "Sesungguhnya harta ini kudapatkan dengan pengetahuanku dan kemahiranku dalam *bekerja dan berdagang*" Apakah dia tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menghancurkan umat-umat terdahulu sebelumnya dengan mengazab mereka, sedangkan mereka itu lebih kuat dan lebih memiliki banyak harta daripada dia (Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa kekuatan dan harta itu bukan merupakan keutamaan). Orang-orang jahat yang suka bermaksiat itu tidak ditanya tentang dosa-dosa mereka dengan bentuk teguran dan menggali informasi, karena Allah SWT selalu mengamati dosa-dosa mereka, namun mereka akan ditanya dengan bentuk pertanyaan ejekan.
Sekelas manusia yang kelasnya di dunia tak akan ada yang mampu menyamainya diperintahkan begini,
Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu." (Surat 72, Al-Jin: 21).