Mohon tunggu...
halubĀ©
halubĀ© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyeri

17 Februari 2023   23:42 Diperbarui: 17 Februari 2023   23:45 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: private libraries 

Ā  Ā Siapa siapa bisa saja,
Ngaku-ngaku,
Ngaku apa lah, yang penting kren,
Dalam versi tersendiri dan terpribadi.
Mau ini mau itu, hingga lupa.
Sengaja lupa, hanya sementara,
Seolah selamanya.
Ā  Ā Yang ingin baik,
Tentu ada nyeri di sana.
Yang ingin buruk,
Jangan ditanya, jika tak ada nyeri dan sakit di sana.
Ā  Ā Jika tidak nyeri, mengapalah tinggal di sini.
Buat tempat sendiri, aturan sendiri.
Jika ruh ingin keluar, tahan.
Tahan setahan-tahannya.
Jangan kasih keluar, eh kenapa!?
Kan nyeri enggak boleh ada,
Di kehidupan ini.
Ā  Ā Jadi tahanlah kematian itu.
Jangan sampai dia datang dan,
Engkau sengaja lari selarinya darinya.
Sebab nyeri tak boleh ada,
Haram berada di kamus kau!
Ā  Ā .
Ā  Ā Cileungsi, Rabu 15 Feb 2023, 7:39, halub

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun