20, 25, 30 terus berlalu. Karya apa yang sudah melestari dengan sendiri? Menjunjung tinggi keberdikarian, kelalaian lebih dicinta dan disayang-sayang. Lepas sembahyang Subuh, mendengkur penuh takzim. Ketika bangun, berkoar seolah pembicara 5 Negara.
Tidur tetaplah tidur, wacana wacana muncul saat hendak muncul, tenggelam dengan kenyataan. Usia semakin hari semakin menyayat hati. Pandai mengoreksi selain diri.
Tetaplah begitu, hingga tiba masanya semua terasa sia-sia. Sebentar-sebentar tidur, ketika segala yang berbau menghibur langsung segar. Begitulah terus selagi masih merasa kematian itu jauh dan mungkin 9999999999 tahun lagi, jangan kasih kendur tetaplah begitu.
Enggak penting merasa sok khawatir tentang nasib ketika berdiri nanti di hadapanNya. Tenang, Dia Maha Pemurah, Maha Pengampun kok. Jangan banyak buruk sangka dengan terlalu mengekang diri dengan banyak kegiatan yang seolah penjara tak kasat mata.
Beristirahatlah lagi, lagi, dan lagi. Mungkin masih masa pertumbuhan, masih butuh banyak peristirahatan. Hanya mati demi hidup sekejap. Eh tapi enggak apa apa juga lah, scrall scroll hp, lihat-lihat akun sampah apa pun yang sampah, yang penting senang, urusan penting enggak penting buat apa lah!?
Beristirahatlah, sudah lelah raga dan jiwa bekerja dari pagi hingga mendengkur lagi. Kan siapapun sangat butuh istirahat. Jika tidak istirahat kemungkinan besar akan ada ketidaksinkronan, ketidakserasian antara tenaga yang keluar dan tenaga yang kembali dengan istirahat yang cukup; bukan banyak ya, tapi cukup.
Karena kecukupan tiap orang berbeda, memang bukan seharusnya lagi, sangat harus berhentilah mengoceh banyak hal tentang apapun itu yang menyangkut masalah pribadi dan privasi orang lain, selamat beristirahat. Bukan terlalu banyak istirahat, namun kantung istirahat tiap manusia, kan pasti berbeda dan berhentilah menghujat tidak jelas.
*
Alumngap, Sabtu 4 Feb 2023, 5:27, halub
