Main game sampai punya anak 5, kan hiburan dan hobi tiap orang beda-beda, kenapa harus judes sama kecondongan orang lain? Iri bilang boss, kami ini masih muda.
Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari, mata masih terjaga. "Ayo dong semangat! Jangan kasih kendor! Kan ini sama aja simulasi latihan perang, kalau enggak gini nanti di peperangan beneran kelabakan kayak sapi bego." Seru seseorang pecandu game.
"Oh iya dong ayo terus main! Selagi masih hidup main terus! Nanti kan kalo udah dikubur mana mungkin bisa main main game lagi, nikmatilah masa muda kita, kita kan masih muda, iyea iyea enggak, haha!" Lengking yang lain ikut menyulut semangat bermain game.
Waktu semakin bergerak kilat, kini jam 4:40 pagi, adzan berkumandang, namun semua pemain game terlelap. Sholat subuh usai, kantuk masih menguasai. Waktu tak berhenti, kini jam 5:58, waktu matahari terbit. Beberapa mulai bangun, "huaahhh! Ayo mabar (main bareng) lagi. Tetap semangat dalam menapaki usia kita yang masih muda dengan banyak banyak main game selagi masih hidup!" Yang lain matanya masih sayup-sayup berat untuk menanggapi.
Seorang Bapak berpakaian dinas datang, masuk ke ruangan tempat para pecandu game tidur. BRAK! BRAK! BRAK! "Bangun! Bangun! Kalau masih tidur juga saya siram air panas!" Setelah menggebrak pintu dengan tangan kanannya dan satu buah termos berisi air panas penuh di tangan kirinya.
"Malu-maluin! Udah tinggal di tempat orang! Sholat jam segini belum sholat subuh! Bangun semuanya! Setelah sholat ketemu saya di lapangan, kalau enggak ada yang datang saya bakar!" Lalu pergi begitu saja sambil menunggu kedatangan para pecandu game yang katanya mengaku "masih muda".
*
Cileungsi, Rabu 1 Feb 2023, 17:05,
Ā Ā
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H