Mereka berjalan seolah bahagia,
Orang-orang mengiranya begitu.
Di dalam penjara ikatan,
Salah seorang dari mereka bersikeras,
Menguatkan diri berkali-kali.
Ā Ā Hingga tak jarang 'gila' mengetuk pintunya,
Namun hebatnya tak pernah,
Dibukakan pintu.
Berlanjutlah cerita itu dengan segala,
Keutuhan semu,
Ā Ā Yang banyak orang-orang mengira,
Mereka bertabur kenyamanan.
Pun mereka pula tak mau sibuk,
Menjelaskan duri-duri penghias,
Kehidupan mereka.
Ā Ā Karena bagi mereka, "buat apa?"
Kalau orang-orang tahu semaraknya hutan duri,
Di dalam ikatan mereka.
Tapi, mereka yakin, semua itu penggugur,
Atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Ā Ā Baik terlihat atau tersembunyi,
Karena hanya mereka yang tahu.
Kenyamanan itu semu, sesaat mampir,
Besok sudah lain lagi situasinya,
Begitu terus hingga---,
Ā Ā Orang-orang mengira kalau,
Kenyamanan yang mereka punya adalah,
Seutuh-utuhnya kenyamanan.
Bagi mereka, seperti itulah hidup.
Biar orang hanya tahu 'kenyamanannya' saja.
Ā Ā Tak penting sampai tahu deritanya,
Buat apa? Bermanfaatkah?
Hanya saja, hanya sedikit,
Sangat sedikit sekali yang mampu seperti itu.
Sisanya corong liar bebas.
Ā Ā Yang lupa caranya berhenti.
Kesabaran itu hanya milik mereka-mereka,
Yang langka, yang terlihat sama,
Nyatanya berbeda, bahkan---, sangat, sangat,
BERBEDA!
Ā Ā Spesies langka, yang mungkin,
Keberadaannya sangat dikhawatirkan.
Bisa dihitung, susah dideteksi.
Tetapi ada.
Bisakah menempuh jalan itu?
Ā Ā Singkatnya 'tidak', 'susah', 'sulit tapi bisa'.
Bertingkah seolah profesional ternyata ketika ditimpa dan ditempa?