Mohon tunggu...
Suhail Guntara
Suhail Guntara Mohon Tunggu... Akunting

Iseng aja nulis. Suka baca manga dan nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Konten Ucapan Hari Besar Masih Relevan?

22 November 2024   09:00 Diperbarui: 22 November 2024   09:03 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Efek jenuh yang dirasakan oleh saya dan beberapa elemen masyarakat terhadap konten ucapan hari besar di media sosial menjadi sinyal kuat bahwa pola lama ini perlu dievaluasi. Ketika audiens mulai kehilangan minat dan ucapan-ucapan tersebut tidak lagi memberikan dampak emosional yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional tidak lagi relevan dengan kebutuhan atau ekspektasi mereka. Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya mencari cara baru untuk tetap memaknai dan merayakan momen-momen istimewa secara lebih personal dan kreatif. 

Keperluan untuk beralih dari sekadar memposting ucapan generik menjadi semakin mendesak. Daripada mengikuti tren yang semakin monoton, kita memiliki kesempatan untuk mengubah cara menyampaikan pesan, baik melalui interaksi langsung yang lebih intim maupun dengan menciptakan konten yang otentik dan bermakna. Dengan demikian, peralihan ini bukan hanya soal merespons kejenuhan, tetapi juga upaya untuk menghadirkan kembali nilai dan makna sejati dari ucapan hari besar, sehingga momen tersebut benar-benar terasa istimewa bagi semua pihak yang terlibat.

Ketika konten ucapan hari besar di media sosial mulai kehilangan daya tariknya, mungkin ini saatnya kita mengevaluasi kembali cara kita merayakan momen tersebut. Apakah mengunggah ucapan generik masih menjadi pilihan yang tepat, atau justru kita perlu mencari cara baru yang lebih bermakna? Dunia digital memberikan banyak peluang untuk berinovasi, dan sudah saatnya kita memanfaatkan peluang tersebut untuk menciptakan pengalaman yang lebih autentik dan personal. 

Salah satu alternatif yang bisa diambil adalah dengan mengubah fokus dari sekadar memposting ke media sosial menjadi menjalin komunikasi yang lebih langsung. Mengirimkan pesan personal melalui aplikasi chatting, telepon, atau bahkan kartu ucapan fisik dapat memberikan kesan yang jauh lebih mendalam. Pendekatan ini mengembalikan nilai dari ucapan itu sendiri, yaitu menyampaikan rasa peduli secara tulus kepada orang-orang yang benar-benar penting dalam hidup kita. 

Bagi mereka yang tetap ingin memanfaatkan media sosial, inovasi dalam bentuk konten kreatif bisa menjadi solusi. Daripada menggunakan template yang sudah umum, kita bisa membuat konten yang mencerminkan kepribadian atau nilai-nilai kita. Misalnya, video pendek yang menceritakan pengalaman pribadi, gambar yang menggambarkan kebersamaan dengan keluarga, atau pesan unik yang ditulis langsung. Konten semacam ini tidak hanya lebih menarik, tetapi juga memberikan dampak emosional yang lebih besar bagi audiens. 

Selain itu, menggantikan ucapan hari besar dengan aksi nyata juga patut dipertimbangkan. Hari besar adalah momen yang tepat untuk berbagi dengan sesama, baik melalui kegiatan sosial, donasi, atau sekadar meluangkan waktu bersama keluarga dan teman. Alih-alih hanya memposting di media sosial, aksi nyata ini mencerminkan semangat hari besar itu sendiri dan memberikan dampak positif yang lebih luas. 

Pada akhirnya, langkah untuk beralih dari tradisi ucapan formal ke pendekatan yang lebih personal dan bermakna bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga soal menghadirkan kembali makna sejati dari perayaan hari besar. Media sosial hanyalah alat, dan cara kita menggunakannya harus mencerminkan niat dan nilai yang ingin kita bagikan. Dengan berani meninggalkan pola lama yang kurang relevan, kita bisa menciptakan pengalaman yang lebih berarti dan tak terlupakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun