Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas PTIQ Jakarta
Manajemen Pendidikan Islam
Jakarta, 13 Januari 2024 - Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbudristek, Abdul Kahar, M.Pd. menyatakan bahwa pendidikan Indonesia butuh strategi baru yang lebih progresif dalam menciptakan kualitas lulusan yang berdaya saing. Caranya, dengan melakukan trasnformasi dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Paradigma pengajaran memandang kegiatan pendidikan hanya dilakukan dalam kelas di mana orientasinya adalah pemerolehan pengetahuan hanya bersumber dari guru atau buku teks. Sementara pembelajaran dapat menjadi perjalanan meraih pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang mendalam, yang memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Kurikulum sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan pendidikan, juga perlu diubah. Kurikulum harus mampu mengakomodasi dan mengembangkan potensi setiap individu siswa.
Belajar dari Jepang dan Hong Kong
Belajar dari Jepang, keberhasilan negara tersebut menjadi negara maju tak lepas dari kualitas pendidikan dan kedisiplinan yang dimilikinya. Pemerintah Jepang sangat memperhatikan perkembangan pendidikan dan rutinitas para pelajar sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Standardisasi pendidikan dilakukan secara merata melalui pilihan SD dan SMP yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat dengan mempertimbangkan jarak sekolah dengan rumah.
Selain Jepang, Indonesia juga dapat belajar dari Hong Kong yang merupakan salah satu negara dengan siste pendidikan terbaik di dunia. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh Pemerintah Hong Kong adalah kompetitif dan mengedepankan kualitas pendidik. Selain itu sistem pendidikannya pun mengadopsi struktur pendidikan Inggris. Pendidikan di Hong Kong juga lebih mengutamakan pengetahuan, keahlian praktik, serta kemampuan interpersonal.
Aktivitas Belajar Mengajar yang Masih Kaku
Aktivitas belajar mengajar yang masih mengandalkan pendekatan tekstual merupakan persoalan mendesak praktisi pendidikan untuk melakukan penanganan serius. Kegiatan belajar mengajar yang masih kaku dan belum mampu membangun kondisi belajar yang kondusif merupakan masalah yang menghambat keberhasilan dalam pendidikan kita.
Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru membawa kondisi pendidikan yang stagnan. Dengan kondisi demikian, mengharapkan proses pembelajaran yang mendidik dan mampu membuka nalar berpikir anak-anak didik hanya menjadi isapan jempol belaka.
Kokurikuler sebagai Wadah Pengembangan Potensi Siswa