Purnama yang Terabaikan
Karya: Suhadi Sastrawijaya
Purnama tetap ada di pertengahan hitungan bulan
Karena ketaatannya kepada yang maha kuasa
Yang menciptakan semesta
Yang menitahkan dia beredar di angkasa
Meskipun di bumi kini sudah banyak polutan
Dan manusia hirau pada keadaan
Langit malam kadang tampak sepia dan purnama kadang terlihat jingga
Karena polusi udara yang kian masif
Gemerlap lampu kota pun seolah jumawa
Menganggap purnama tak pernah ada
Lalu orang-orang lebih terbuai olehnya
Kemana suara riang anak-anak yang bermandikan cahaya pernama
Dalam permaian petak umpet dan kucing-kucingan sambil bercanda ria
Hingga larut malam dan diselingi menghitung bintang-bintang
Mungkinkah mereka sudah beranjak dewasa dan semakin sibuk mengurusi ekonomi keluarga
Karena di masa sekarang dunia tempat berniaga lebih kejam daripada raja diktator
Lalu anak-anak sekarang lebih sibuk berlayar di dunia maya
Dunia yang penuh tipu daya
Hura-hura hingga pamer harta benda
Mereka bersenang-senang di sana
Tak memikirkan realita
Di bawah langit yang benderang
Aku memandangi purnama yang terang
Kilau cahayanya bak intan dari surga
Betapa indah di pandang mata
Alangkah ruginya yang mengabaikan purnama
Kecantikan alam ciptaan yang maha kuasa
Patia, 03 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H