Karya: Suhadi Sastrawijaya
Sepi
Duka
Lara
Nestapa
Udara membisu
Angin bergeming
Aku bercengkrama dengan sepi
Aku memikul duka yang kian bertuba
Aku meratap dalam gelap
Sunyi senyap
Tanpa cahaya
Tanpa kasih
Tanpa cinta
Hampa
Hatiku bergemuruh risau
Berjuta tanya meronta- ronta
Tuhan!
Siapakah orang yang selalu mencintaiku sepanjang masa
Siapa yang sudi menemaniku saat sedih sepi
Saat duka lara dan saat sengsara
Siapa?!
Siapa?!
Siapa Ya Tuhan.
Aku memurung dalam renungan panjang
Tiba- tiba aku merasakan cinta itu
Cintanya amat besar
Ya. Dialah Ibu.
Ibu yang selalu menyayangiku dengan tulus
Kasihnya suci nan abadi
Cinta kasihnya
Laksana sang surya yang tak pernah berhenti mendermakan cahaya
Dan kesetiaannya
Laksana pantai yang selalu setia menemani lautan
Oh, Tuhan
Betapa sering aku membuatnya kecewa
Betapa sering aku membuat hatinya terluka
Tapi
Apakah dia menyimpan perasaan dendam terhadapku
Tidak! Tidak sama sekali
Ibu malah membalasnya dengan doa- doa suci
Doa untuk keselamatan dan kebahagiaan putra- putrinya
Coba kita bayangkan!
Betapa besar kasih sayang ibu
Air tuba malah dibalasnya dengan air susu
Ibu selalu ikhlas menyayangiku
Ibu yang mengandung selama sembilan bulan
Berjuang diantara hidup dan mati
Untuk siapa
Untuk siapa perjuangan berat itu
Ya! Untuk siapa lagi kalau bukan untuk keberlangsungan hidup putra putrinya
Ketika aku masih bayi
Dengan sabar ibu merawatku.
Bahkan sampai aku dewasa
Apakah ibu  melepasku begitu saja
Tidak!
Kasih cinta ibu akan selalu melekat sepanjang hayat
Dimanapun anak- anaknya berada
Ia selalu memikirkannya
Apakah  kita juga memikirkan ibu ketika kita jauh darinya.
Cinta dan kasih ibu selalu melakat
Bahkan sampai akhirat
Wahai saudara- saudaraku
Betapa besarnya cinta dan kasih ibu
Apakah kita sudah mampu membalas budi baiknya
Wahai saudara- saudaraku
Mari kita bahagiakan ibu- ibu kita
Jangan pernah menyakitinya
Sayangi dia, kasihi dia
Dengan cinta yang ikhlas
#puisiku Â