Setiap para nabi dan rasul diberikan mukjizat oleh Allah swt. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa dan biasa terjadi pada diri nabi atau rasul sebagai bukti bahwa dirinya adalah nabi atau rasul yang diutus oleh Allah. Mukjizat ini bisa berupa keajaiban, atau sesuatu yang menakjubkan lainnya.Â
Kita ketahui bersama Nabi Musa memiliki beberapa mukjizat. Seperti membelah laut, tongkatnya yang menjadi ular besar dan tangan kanannya yang bisa mengeluarkan sinar yang berkilau. Lalu ada Nabi Sulaiman yang bisa mengendalikan angin, menguasai bangsa jin, dan mengerti komunikasi antar binatang adalah mukjizat-mukjizat yang luar biasa agungnya, yang menandakan kekuasaan Allah swt.
Begitu pula mukjizat nabi Muhammad saw. Salah satu mukjizatnya adalah membelah bulan, menjadikan makanan yang sedikit bisa mengenyangkan banyak orang, Â mengobati sakit mata dan beberapa mukjizat lainnya.Â
Namun beberapa contoh mukjizat yang disebutkan tadi, Â bersifat temporal dan hanya bisa disaksikan oleh orang yang hidup dan berinteraksi langsung dengan para nabi itu.Â
Namun demikian, selain mukjizat yang bersifat temporal itu, nabi Muhammad juga punya mukjizat yang abadi. Mukjizat inilah yang membedakan Nabi Muhammad dengan para Nabi lainnya. Mengapa Al-Qur'an dianggap sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang abadi? Untuk memahami ini  kita harus mencermati hal berikut ini.
Rasulullah tidak bisa baca tulis, Â tapi apa yang diucapkannya melampaui pengetahuan manusia manapun.
Para orientalis sering menyangka, bahwa kitab Al-Qur'an adalah karangan nabi Muhammad saw. Atau menyangka bahwa Al Qur'an adalah kitab yang mencontek perjanjian lama milik umat Kristen.
Padahal  bagaimana mungkin Al-Qur'an mencontek perjanjian lama atau bahkan karangan nabi Muhammad semata, padahal Nabi Muhammad tidak bisa baca tulis.Â
Dari kenyataan historis ini adalah sudah bisa dinyatakan mustahil jika Al-qur'an adalah karangan Nabi Muhammad ataupun mencontek dari perjanjian lama. Â
Lagi pula saat itu kitab perjanjian lama belum ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Bible baru ( perjanjian lama dan perjanjian baru) ada terjemahan bahasa Arabnya setelah pindah  abad  setelah rasulullah wafat.  Dan di masa itu kitab agama Nasrani dan Yahudi juga tidak dipegang oleh orang luas. Hanya terbatas kepada para pendeta mereka yang memiliki dan mempelajarinya.
Memang jika dilihat secara sepintas kisah-kisah para Nabi terdahulu dalam Al-Qur'an dan kitab perjanjian lama banyak kemiripan, malah kitab pejanjian lama terkesan lebih lengkap dan detail pengisahannya.Â