Mohon tunggu...
sugiyono karen
sugiyono karen Mohon Tunggu... Teknisi - Life for humanity

Urip iku urup, Kena keno golek urup nanging ojo lali urip kudu eling sangkan paran kaleksanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tentang Hidup

3 Maret 2020   20:01 Diperbarui: 3 Maret 2020   20:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup adalah fitrah manusia yg terlahir ke bumi,

dalam bahasa jawa hidup itu URIP,lantas bagaimana kita memaknai hidup?

dalam falsafah jawa ada ungkapan URIP IKU URUP,KENA KENO GOLEK URUP NANGING OJO LALI URIP

URIP=HIDUP

IKU=ITU

URUP=UNTUNG

KENA KENO GOLEK URUP NANGING OJO LALI URIP=boleh saja dalam hidup itu mencari keuntungan tetapi jangan sampai lupa makna hidup yg sejati yakni menyembah kepada yg maha kuasa.

dlm memaknai tentang hidu penulis berusaha mengexplorsi makna perjalanan hidup seperti layaknya MENDAKI GUNUNG.

pelajaran tentang hidup yang saya ambil dr perjalanan mendaki gunung tentulah sangat subyektif karena orang minim ilmu seperti saya hanya bisa menulis seperti apa yg saya rasakan shg mungkin jauh dr metodologi dlm sebuah karya tulis.

dalam sebuah perjalanan mendaki gunung tentu banyak yg harus dipersiapkan baik itu fisik,mental,logistik,peralatan 

dan lain sebagainya,tentu tdklah sedikit persiapan itu,

perjalanan mendaki gunung itu tentu tidaklah mudah dimana gunung itu identik dgn hutan,jalanan terjal dan cuaca extrim serta resiko resiko laiinya.

banyak kearifan lokal gunung yg tidak boleh kita tabrak,tidak berkata kata kotor,berfikiran buruk dan menghormati tempat tempat tertentu yg di sakralkan banyak orang.

perjalanan mendaki diawali dgn yg ringan ringan yakni pemanasan,berdoa dan menempuh perjalanan datar yg tentu belum menguras energi,pada fase selanjutnya adalah masuk pada wilayah yang agak berat karena sampai pada elevasi yg agak tinggi dr permukaan laut tentu tantangan lebih berat karena suhu sdh beranjak lebih dingin,tenaga mulai terkuras oksigen mulai menipis belum lagi kalau ada bau belerang yang menyengat.kemiringan yg mulai berbahaya jalan setapak bisa berubah menjadi sungai setiap saat,kanan kiri jurang dan setiap saat bisa mengantar kita kepada kematian,kaki mulai kram pinggang pegel di fase inilah ketajaman naluri di butuhkan dan kesetiakawanan di uji.

setelah fase ini terlewati maka sampailah pada fase yg kita tunggu yakni perjalanan menuju puncak yg sebentar lagi kita capai dgn segala keindahan panorama alam dan segala keindahan suasana hati yg tak bisa diuraikan dengan kata kata karena berhasil mencapai yg kita tuju,rasa lelah dan segala kesulitan dlm perjalan seolah tak terasa ketika kita pada posisi telah sampai di puncak karena kalah dgn segala keindahan dan kebahagiaan,namun meskipun begitu kita mau tak mau harus masuk fase selanjutnya yakni turun gunung dan kembali kerumah kita,pada fase ini tentu perasaan berat dlm hati akan hadir dimana kita harus meninggalkan puncak,kenapa kita tak bisa berlama lama dipuncak karena dipuncak itu anginnya kencang,suhu jg lebih dingin,perbekalan logistik juga semakin menipis selain itu keluarga juga menanti dirumah yang berarti kita harus mulai berjalan turun kembali melewati jalan terjal dan persendian kaki yg sudah mulai sakit dan ketika sampai dibawah berarti kita kembali pada posisi terendah dan saatnya kembali,

pelajaran terindah disaat mendaki gunung adalah eratnya rasa persaudaraan sesama pendaki,meski kita tdk saling kenal tetapi semua selalu ramah pada siapapun,saling support dan saling mengingatkan,menyemangati dan saling tolong menolong.

demikian juga halnya tentang kehidupan kita,kita terlahir dlm keadaan yg datar datar saja,tanpa dibekali apapun ketika kita beranjaak berkembang mjd anak anak kehidupan kita terasa ringan dan belum memiliki apapun,semua terasa menyenangkan dan seolah mjd masa terindah namun kodrat manusia hidup di dunia harus berkembang,maka beranjaklah menjadi dewasa,disinilah pertarungan hidup yg sesungguhnya,tempaan karakter saat anak anak mjd penting sebagai bekal ketika menjadi dewasa,ujian dan spirit mencapai kesuksesan seolah berlomba utk saling melewati dan pada akhirnya mencapai puncak kejayaan,puncak kejayaan tentu tidak bisa dicapai dengan mudah,kita harus belajar,bekerja dan terus berusaha sekuat tenaga diiringi doa,ada yg bisa di capai cepat ada jg yg lambat tentu sesuai garis tangan masing masing.

saat setelah mencapai kejayaan dan kesuksesan itulah saat dimana kita mencapai puncak td,dgn segala yg kita miliki saat berada di puncak semua bisa kita raih karena posisi kita sedang tinggi,lelah dan tenaga yg terkuras serta materi yg kita gunakan sebagai sarana seolah tak terpikirkan krn kita tlah memiliki segalanya,disaat seperti ini kebanyakan manusia terlena akan keindahan dipuncak,seringkali dia lupa peran TUHAN dan sahabat sahabatnya tatkala mengarungi masa masa sulit,padahal merekalah yg setia berada didekat kita saat perjalanan bukan merka yg bertemu ketika sama sama di puncak.seharusnya yg terjadi adalah ketika kita berada di puncak adalah merasa dekat dengan TUHAN dan sahabat sahabat kita yg menemani td yg paling berharga karena jika terjadi cuaca extrim di puncak merekalah yg akan senantiasa menemani kita,di puncak itu tak perlu ada yg kita sombongkan karena kita begitu kecil diantara ciptaan tuhan,

pada fase selanjutnya kita harus turun dari puncak,setelah sekian lama menikmati kesuksesan dan kejayaan kita harus turun lagi ke kondisi kita sebelumnya,setelah hidup enak kita akan kembali lagi karna kita tak mungkin bertahan diatas,usia jg semakin tua,tenaga jg semakin lemah maka perjalanan pulang adalah sebuah keniscayaan,saat umur kita mjd tua perjalanan pulan jg tertatih kondisi kita yang lemah seolh tergambar ketika kita pulang mendaki gunung dgn fisik yg sudah lelah dan ujung perjalanan adalah pulang kehadirat Tuhan yg maha kuasa,

segala capaian yg kita kejar selama ini tak akan kita bawa kecuali jejak kehidupan yg baik seperti hal nya foto an video saat dipuncak gunung,hanya rasa lah yg sebenarnya kita capai bukan yg lain,begitulah kehidupan ............

alam memberikan segalanya,kebutuhan kita,pendidikan dll semua ada di alam,mari berguru pada alam,cintai alam dan hidup harmoni dgn alam adalah kunci kebahagiaan hidup karena jika kita mencintai alam dengan sepenuh hati berarti kita juga mencintai Tuhan yang telah menciptakan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun