Mohon tunggu...
SUGIYANTO SUGIYANTO
SUGIYANTO SUGIYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Ahli Teknik Otomotif

Saya merupakan guru Teknik otomotif di SMK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

13 Februari 2024   11:09 Diperbarui: 13 Februari 2024   13:50 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Sebagaimana kita ketahui bersama dan sudah dipelajari pada modul 1.1 terkait relevansi pemikiran dari Bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara, dalam pengambilan suatu keputusan tidak terlepas dari nilai -- nilai kebajikan yang menjadi dasar dan berpihak terhadap murid. 

Tidak jauh berbeda juga ketika menjalankan pratap triloka, dimana guru didepan dijadikan sebagai panutan bagi anak -- anak muridnya. Sehingga murid dan warga sekolah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum mendahulukan hal lain. Besar harapannya adalah ketika menjadi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan bisa tepat dan bermakna serta bermanfaat bagi semuanya.

Jadi nilai -- nilai yang selama ini melekat kepada seorang guru penggerak, seperti mandiri, berpihak pada murid dan kreatif bisa menjadikan bahan yang baik untuk menelaah sebuah kasus yang ada. Sebagai contoh dalam kasus yang ada disekolah, kita lebih mendahulukan dan berpihak terhadap murid kita. Kemudian ketika dikaitkan dengan pelaksanaan coaching, sudah berjalan dengan baik. Coaching adalah suatu proses menyelesaikan suatu masalah atau kasus yang kemudian solusi atau jalan keluarnya bersumber dari potensi yang dimiliki oleh seorang coachee. 

Posisi coach untuk membantu menemukan potensi yang dimilikinya. Seperti pada saat penyampaian dalam ruang kolaborasi yang telah dilakukan, ada beberapa kasus yang kemudian di fasilitasi oleh fasilitator untuk mendapatkan solusi yang tepat dan bersumber dari para CGP yang bersangkutan.

Jika dilihat dari segi aspek sosial emosional yang telah dipelajari, guru kemudian bisa menjadi bahan refleksi untuk menelaah tehadap keputusan yang telah diambil. Mengingat posisi dilema etika ini benar -- benar di posisi yang harus memilih salah satu, maka kemampuan guru dalam mengendalikan aspek sosial dan emosional sangat berpengaruh. Oleh karena itu, keputusan yang diambil tidak akan lari dari prinsip -- prinsip yang diyakini telah menjadi suatu kebenaran haqiqi.

Sebagai contoh ketika kita dihadapakan pada suatu kasus, prinsip yang paling tepat dilakukan sebagai pendidik adalah jangka panjang vs jangka pendek. Jadi orientasi yang digunakan adalah seberapa besar manfaat atau musibah yang akan dihadapi murid ketika kasus tersebut tidak dituntaskan secara bijak. Kita ketahui bersama bahwa tingkat minat bakat seorang siswa itu berbeda -- beda shingga menjadi hal yang harus dipertimbangkan. Tidak mungkin juga kita akan memaksakan semua murid untuk bisa dan mampu menyelesaikan semua yang ada.

Dalam pengambilan keputusan yang tepat, maka kita perlu melakukan tahapan dan langkah 9 item yang sudah dipelajari dan berakhir di refleksikan apakah keputusan yang diambil sudah sesuai dan benar atau belum. Selain itu juga perlu dilakukan beberapa uji, baik secara formil ataupun uji publik sehingga akan menjadi bahan pertimbangan. Ketika kita sudah terbiasa menggunakan 9 langkah tersebut maka tingkat ketepatan dalam pengambilan keputusan akan lebih besar. 

Tantangan -- tantangan yang terjadi di lingkungan tempat saya bertugas kadang yang menjadi berbenturan adalah ketidaksamaan dalam pola pikir dalam pengambilan keputusan. Sehingga perlu dilakukan satu hal yang sama dan satu frekuensi yang nantinya akan memudahkan untuk menyatukan hati dan rasa.

Tentu dalam pembelajaran berdiferensiasi kita sudah mempelajari pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing -- masing siswa. Sehingga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akan banyak menguntungkan para siswa. Dan dengan keputusan yang tepat maka akan membuat dan pengaruh terhadap kehidupan murid yang akan datang, hal tersebut akan terjadi karena masa depan murid -- murid akan terbentuk dari awal saat masa pendidikan. 

Dari pembelajaran pada modul ini, saya menjadi mengetahui keterkaitan antara modul yang satu dengan modul yang lainnya. Modul ini mengarahkan kita sebagai pemimpin pembelajaran dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat dari dua hal yang memiliki dilema etika.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun