Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Poco-poco, Kuliner Babat, dan Pesta Journee Recreative di Noumea

8 September 2016   01:37 Diperbarui: 8 September 2016   02:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senam Poco-poco oleh para ibu Dharma Wanita Persatuan KJRI Noumea

Cuaca cerah di Pusat Kebudayaan Mont-Dore hari itu. Keceriaan memuncak oleh  aksi puluhan anggota Dharma Wanita Persatuan KJRI Noumea yang membawakan tari Poco-Poco. Kompak, enerjik, dan  menghibur. Itulah salah satu pertunjukkan pada pesta Journée Récréative beberapa hari lalu di Noumea, New Caledonia.

Hentakan lagu riang tari Poco-poco memancing para ibu pengunjung yang mayoritas Warga Negara Prancis bertepuk tangan riuh. Pesta menghadirkan 37 pertunjukan lain dengan melibatkan 150 orang pengisi acara dan hiburan, baik dari komunitas Kanak maupun komunitas Eropa.

Meriah, Merayakan
 Kemeriahan di awal minggu September lalu menjadi weekend-nya diaspora Indonesia di wilayah seberang lautan Prancis di Pasifik Selatan. Tiga event besar berlangsung sekaligus. Yaitu kedatangan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, penampilan tim kesenian Yogyakarta Hip-Hop Foundation, dan pelaksanaan Journée Récréative.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pesta Journée Récréative berlangsung selama dua hari, tanggal 3 dan 4 September 2016, dan digelar di Pusat Kebudayaan Mont-Dore, New Caledonia. Pesta Journée Récréative 2016 dipadati hampir sepuluh ribu pengunjung yang datang dari beragam komunitas dari seluruh pelosok New Caledonia. Hadir pula Wali Kota Mont-Dore Eric Gay, Wali Kota Noumea Sonia Lagardedan Wali Kota La Foa Corine Voisin.

Journée Récréative dibuka secara resmi oleh Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK). Pembukaan dihadiri Konjen RI Noumea Widyarka Ryananta, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, dan Wakil Wali Kota Mont-Dore Maurice Pelage. Dalam pembukaan pesta rakyat ini hadir pula Bupati Sleman dan anggota DPRD Yogyakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK), KJRI Noumea, dan asosiasi masyarakat Indonesia lainnya di New Caledonia ini. Tujuannya untuk memperingati 120 tahun kedatangan orang Indonesia ke New Caledonia, sekaligus merayakan Hari Kemerdekaan ke 71 Republik Indonesia.

Stand penjualan makanan
Stand penjualan makanan
Kuliner, Babat
 Selama dua hari, para pengunjung disuguhi berbagai macam makanan khas Indonesia yang dijajakan sekitar sebelas stand penjualan. Sate ayam menjadi menu favorit. Tak kurang 7,000 tusuk sate terjual habis. Makanan lain yang diburu pengunjung yaitu nasi uduk, nasi kuning, bakmi dan bakso, serta es cendol. Selepas tengah hari, hampir seluruh makanan habis terjual.

Wali Kota Noumea Sonia Lagarde tidak melepaskan kesempatan untuk berbelanja kuliner Indonesia. ”Saya sengaja datang untuk membeli makanan Indonesia karena rasanya enak,” ujarnya kepada Bupati Sleman, Sri Purnomo. Saat itu keramaian panggung diisi pertunjukan tari Bajidor Kahot oleh seorang alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia tahun 2014 Caroline Marquet.

Suasana Journee Recreative saat Tim Gamelan binaan KJRI Noumea bermain
Suasana Journee Recreative saat Tim Gamelan binaan KJRI Noumea bermain
Tidak hanya itu, khusus pada hari yang spesial ini, masyarakat keturunan Indonesia juga dapat menemukan menu makanan yang jarang dijual seperti babat. Masakan yang dibuat dari jeroan sapi ini memang terdengar asing bagi masyarakat New Caledonia, namun tidak bagi diaspora Indonesia. Dikutip dari liputan media setempat, Les Nouvelles Caledoniennes, banyak keturunan pertama orang Indonesia yang tiba di New Caledonia masih mengkonsumsi jenis makanan dengan bahan dasar babat. Demikian pun saat sekarang sulit untuk mendapatkannya. Hal ini terkait dengan adanya standar dan peraturan penjualan produk olahan ternak di New Caledonia.

”Banyak orang yang enggan mencicipi makanan dari  bahan ’babat’. Seharusnya dicoba terlebih dahulu.”ujar Helene, pengunjung asal Mont-Dore. Helene menambahkan, ”Saat ini anak-anak muda hanya kenal steak dan burger. Mereka seharusnya diingatkan pada cita rasa kuliner tempo dulu.”

Tanda pembukaan Journee Recreative dengan pembunyian Gong oleh Wakil Walikota Mont-Dore (baju merah).
Tanda pembukaan Journee Recreative dengan pembunyian Gong oleh Wakil Walikota Mont-Dore (baju merah).
Reuni, Belanja
 Event ini menjadi ajang reuni masyarakat keturunan Jawa di New Caledonia, karena mereka secara khusus datang dari berbagai kota yang jaraknya ratusan kilometer dari kota Mont-Dore, antara lain Poindimie, Hienghene, Bourail, Kone dan wilayah Provinsi Utara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun