Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melontar Tanya, Tak Terjawab

19 Oktober 2014   19:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:28 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di mana telapak berpijak jika bukan

di bumiMu, yang bergunung berhutan

lebat, dan di sebaliknya ketandusan dataran pasir,

gersang memanggang cemas menyihir

Di mana tangan menggenggam jika bukan

di rumahMu, yang megah

dari pualam, jati tua, bahkan logam mulia

berkilau menyilaukan indera

Di mana telinga mendengar nyanyi  angin jika bukan

pada padang ilalang, rumpun bambu

juga  di sela belantara batu-batu, bersiutan

meniup siul pujian bermula purba

Dimana lidah menyulap kata-kata, bibir merapal

untai doa, gigi gemeratak

Mengunyah balok es hingga  pecahan bara,

bertasbih padaMu

Dimana degup jantung,

aliran darah,

proses elektrik gumpal otak, dan entah lagi

Tak sebanding segenap anggota tubuh, dengan entah

berapa milyar nikmat

Yang tak terhitung dengan angka-angka manusia,

tak terbilang seberapa besar nilainya

Namun aku memilih ingkar, untuk mendzolimi diri

dengan mata dan pikir buta

Tak coba kucari dimana dan mengapa Engkau

semata karena sihir dunia! Gemerlap semu

Beratus abad sudah peradaban

silih berganti bangsa manusia, hingga kini

aku terduduk sendiri di ruang hampa, gelap

dan sunyi, menanti jawab atas semua

yang tak terjawab, sebab aku memilih

tuan yang dipertuhan, berkawan setan

untuk sirna,

sia-sia!

Bandung, 19 Oktober 2014

Simak juga puisi lain:

http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/10/13/merindu-rumah-tua-695093.html

http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/09/22/aku-ingin-berbagi-padamu-689694.html

http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/09/11/bangku-bangku-kayu-687128.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun