Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemanusiaan Kita

8 Maret 2016   10:23 Diperbarui: 9 Maret 2016   13:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="watercolor chaos"][/caption]1/

Mari kita lepaskan topeng kemanusiaan kita:
Lalu saling serang saling terkam hingga tuntas
Hingga tetes darah mengering
Dan cerita tak juga usai

Itu perang kita, antar kita, diantara kita
Kemanusian yang mestinya agung menaungi
Yang pasti tinggi nilainya sebagai mahluk berakal
Tercecer di jurang kenistaan terdalam

Namun perang masih ramai di tiap sudut bumi
Perang nyata dengan senjata terhunus
Juga perang maya dengan saling merusak akal-budi
Saling merendahkan, saling melanggar, untuk mati

2/
Mari kita lepaskan jubah kemanusiaan kita:
Lalu saling berbagi curiga dan dengki
Untuk menangguk keuntungan sendiri
Hingga entah nanti matahari surut di ufuk lain

Itu cara kita bertahan menghadapi zaman akhir
Tidak ada lagi sesuatu yang lebih tinggi
Daripada kemanusiaan kita yang musnah tergadai
Untuk membeli harapan kosong dan kosmetika

Perang itu sengaja kita rayakan untuk kita semua
Atas nama apa saja, sebab hidup memang di sini saja
Saling jagal, saling tindas, dan saling cekik
Hingga tidak ada lagi kita, ya kita semua, hampa!

Bandung, 8 Maret 2016

Sumber gambar : di sini

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun