Komunitas Indonesia Bourail menggelar peringatan resmi 120 Tahun Kedatangan Orang Jawa di New Caledonia. Peringatan ditandai dengan peletakkan karangan bunga, Sabtu lalu (23/7), pada tugu peringatan di kota Bourail. Kota itu sekitar 160 kilometer sebelah utara kota Noumea. Peristiwa ini kali kedua sejak tahun 1996 (pada peringatan 100 tahun).
Peringatan digelar di halaman Museum Kota Bourail. Hadir para pemuda keturunan Indonesia, wakil Pemerintah Bourail dan Pemerintah La Foa, serta para tetua adat suku Goara dan komunitas Kanak di wilayah Bourail.
Sejarah, Peringatan
Kegiatan pertemuan masyarakat Indonesia di luar Noumea, menurut seorang pemuda keturunan Indonesia Allan Rave. sangat baik. Karena pertemuan itu mempertemukannya dengan komunitas Indonesia lain di luar wilayah Noumea. Selain itu sebagai pemuda keturunan Indonesia, ia bisa belajar banyak mengenai sejarah Indonesia.
Sementara untuk wilayah lain, yaitu Paita, La Foa dan Bourail, peringatan digelar secara sederhana tanpa upacara khusus. Namun pada peringatan 120 tahun ini, ketiga wilayah tersebut turut menggelar upacara peletakkan karangan bunga.
Pendiam, Bekerja Keras
Walikota Bourail Brigitte El Arbi menyatakan dirinya masih ada keturunan Jawa. Seraya bercanda ia mengatakan di mana mestinya berdiri. “Saya sebenarnya perlu berdiri di tengah-tengah, yaitu antara perwakilan komunitas Indonesia dan perwakilan masyarakat New Caledonia. Karena saya memiliki darah keturunan Jawa dari ibu, sekaligus saya perwakilan pemerintah Bourail.”
Brigitte menyampaikan lebih lanjut, komunitas Indonesia yang dikenal pendiam namun memberi kontribusi besar bagi kemajuan New Caledonia. “Kami, masyarakat New Caledonia, mengapresiasi seluruh dedikasi komunitas Indonesia. Dedikasi itu penting untuk membangun satu identitas bersama, demi kesejahteraan negara.”
Empat Kota, Karangan Bunga
Konsul Jenderal RI Noumea Widyarka Ryananta, menyampaikan sepanjang tahun 2016 pelaksanaan upacara peringatan 120 tahun kedatangan masyarakat Indonesia ke New Caledonia telah dilakukan 4 kali di kota berbeda, yaitu di kota Noumea, Paita, La Foa,kemudianBourail. “Melihat banyaknya komunitas Indonesia yang datang untuk mengingat jasa-jasa para leluhur menjadi kebanggaan tersendiri,” tambah Widyarka. Harapannya, semangat para sesepuh tersebut terus menginspirasi generasi muda diaspora Indonesia agar lebih aktif dalam kiprah kemasyarakatan.
Ketua Asosiasi Komunitas Indonesia di Bourail Edgar Omo, mengenang kembali saat perayaan 100 tahun kedatangan masyarakat Jawa di kota Bourail pada tahun 1996. “Saya masih sangat muda, bersama para orang tua dan anak-anak mereka masih balita.” Di tahun 2016 ini, mereka telah tumbuh dewasa menjadi pemuda, sementara saya sudah menjadi orang tua. Penting bagi kita untuk mengajak anak-anak mengikuti peringatan seperti ini, agar mereka mengetahui sejarah para leluhurnya.”
Sumber tulisan dan foto : Consulat Général de la République d’Indonésie Nouméa