[caption caption="perayaan perkumpulan muslim di kaledonia baru dengan pemotongan tumpeng"][/caption] Di tengah makin marak dan berkembangnya paham maupun praktek-praktek keberagamaan yang menjurus pada perpecahan bangsa di tanah air, usaha memperkokoh rasa toleransi diperlihatkan umat muslim asal Indonesia di Kaledonia Baru. Suasana saling bertoleransi itu setidaknya terlihat pada Peringatan Hari Ulang Tahun ke-30 Persatuan Umat Islam dan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (PUIMIK), Ahad (17 /4/2016), di Pusat Kebudayaan Dumbea, New Caledonia.
Â
Perbedaan, Toleransi
Perbedaan merupakan salah satu rahmat Allah. Sebab dalam perbedaan itu sekelompok orang dapat saling mengenal dengan kelompok orang lain, satu suku dengan suku lain, satu bangsa dengan bangsa lain. Saling menghormati dan bertenggang rasa itu tidak datang begitu saja melainkan harus diperjuangkan, dirawat, dan dilestarikan dengan sekuat tenaga secara bersama-sama pula.
Suasana indah dalam bertoleransi itu terlihat dari besarnya dukungan atas terselenggaranya peringatan HUT PUIMIK. Â Di sana umlah muslim terhitung minoritas.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari KJRI Noumea dan Asosiasi Diaspora Indonesia di New Caledonia. Selain itu acara tersebut dihadiri sekitar 500 pengunjung, termasuk Walikota Dumbea Georges Naturel, dan anggota Kabinet Pemerintah New Caledonia bidang Lingkungan Hidup Anthony Lecren.
Ibu Sarmini Kasimun, selaku Ketua PUIMIK, menyatakan asosiasi yang dipimpinnya bertekad mengajak kaum muslimin keturunan Indonesia untuk terus mempraktekkan wajah ramah penuh toleransi dari ajaran Agama Islam. Dalam perkembangannya, PUIMIK juga  membuka kesempatan bagi masyarakat New Caledonia yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Islam.
 [caption caption="kesenian angklung dalam peringatan hut perkumpulan muslim di NC"]

Peristiwa Budaya, Melestarikan Tradisi
Salah satu cara merawat sikap bertoleransi dalam beragama yaitu melalui pendekatan seni budaya dan kuliner. Bahkan dalam perayaan bernuansa keagamaan pun momentum itu dijadikan peristiwa pesta seni, budaya, dan bahkan wisata  kuliner Indonesia, dengan melibatkan perkumpulan semua agama yang ada di Kaledonia Baru.
Keindahan tarian baik tari tradisional maupun modern, sebagaimana bentuk kesenian lain, bersifat universal. Setiap tarian sekaligus mewakili keaslian dan keindahan budaya yang melahirkannya, diantaranya Tari Pendet (Bali), Tari Nirmala (Melayu), dan Tari Selayang Pandang (Melayu).