1/
Tuhan mempertemukan kita pada ilalang
Pada padang yang terbuka untuk menimang
Di sana cericit burung berganti orskestra perangÂ
Aku tak lebih lelaki sepi khusuk pengembara hati
Menggembala dari malam ke pagi  menggiring jejak
Kala kamu tersesat di bibir tabir lelah menapakÂ
2/
Anak-anak datang tepat sesaat di beranda riang
Celoteh berbalut rindu menggelayuti cerita kejam
Ringan hati bertaut mestinya di padang ilalangÂ
Tinggal segundukan tanah merah merawat janji
Di langit bulan pucat berbenah segera pulang
Membiarkan burung dan kupu-kupu letih berbagiÂ
3/
Tuhan mempertemukan kita pada cerita usang
Anak-anak menjadi serpih di tangan si pemabuk
Di tengah kebun, di gubuk liar, di rumah tangga retak
Si anak dengan mata menerawang tak lagi berkedip
Sebab keramahan begitu membatu, keramaian menyesatkan
Sekujur sakit tiap pori detik demi detik, menuju sunyi
Bandung, 15 Mei 2016
Simak juga artikel sebelumnya:
- cinta-yang-menua-bab-v-empat
- dua-orang-new-caledonia-ikuti-program-beasiswa-seni-dan-budaya-indonesia-tahun-2016
- saut-situmorang-demo-hmi-dan-korupsi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H