Bila bukan karena berbagai alasan di atas, maka satu-satu penyebab ketagihan yang dialami Bahar bin Smith patut diduga karena adanya sponsor dan dukungan dana entah dari elit politik -- penguasa masa lalu -- pengusaha hitam atau petualang politik.
Beberapa kasus yang viral dan diantaranya berakibat hukum, diantaranya Kasus Penganiayaan Anak, Penganiayaan Sopir Taksi Online, Pelanggaran Asimilasi dan PSBB, Penganiayaan Ryan Jombang. Sumber 2/
Untuk menelisik apa alasan sesungguhnya sehingga Bahar bin Smith "ketagihan" masuk penjara, bagus kita lihat beberapa cerita lain seputar penghuni penjara yang ketagihan berikut ini.
*
Tulisan ini menggaris bawahi satu hal, tiap orang punya dalih berbeda ketika harus masuk penjara. Tapi menjadi ketagihan masuk penjara sangat di luar nalar sehat.
Kalau masih ada jalan lain untuk mencapai tujuan mengapa harus dengan mendekam di penjara. Jalan lain itu tentu dialog, berdebat, unjuk keunggulan-kecerdasan-kebisaan dan kebenaran secara bermartabat dan saling homrat-menghargai. Kekerasan dan konflik menjadi alternatif terakhir. Tapi sebaliknya dihindari.
Itu nalar sehatnya. Tapi selalu ada saja oang yang berbuat di luar nalar. Entah bila ada orang yang (terang-terangan atau sembunyi-sembunyi) menyediakan kompensasi - imbalan -- fasilitas sangat menggiurkan untuk mereka yang tertarik tawaran itu. Â
*
Jadi begitulah, Bahar bin Smith kembali menjadi tersangka. Dulu saat dibui ia ketemu dan sempat bikin cerita kekerasan fisik dengan si guru ngaji sekaligus pemutilasi 11 korban (sebagian besar teman kencan sejenis). Namanya Very Idham Henyansyah alias si Ryan Jombang. Kali ini bila beruntung akan bertemu dengan si predator berkedok ulama terhadap sedikitnya 12 santriwati, Herry Wirawan.
Kita saling mengingatkan, negeri ini terbentuk dari kebhinnekaan. Puluhan bahkan ratusan tahun prosesnya. Berubahan dan pergeseran di negeri ini bukan tidak ada, tetapi perlu proses dan waktu panjang. Lepas dari segenap keinginan dan kemauan manusia, Tuhan maha penentu. Maka orang-orang yang memaksa perubahan dengan kesegeraan dapat diduga orang salah langkah, salah perhitungan, mungkin bahkan sesat nalar. Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 5 Januari 2022 / 2 Jumadil Akhir 1443
Sugiyanto Hadi