Aa Gym pernah menjadi ulama yang sangat dielu-elukan para penggemarnya. Ceramahnya di mana-mana. Secara lokasi, di segenap penjuru Nusantara, bahkan luar negeri. Bukan hanya itu. Sebab marak pula di layar televisi, di media online, di koran-koran, bahkan juga buku-buku. Seiring populerannya yang melejit sedemikian berbagai jenis usahanya pun pesat majunya.
Jika Anda salah satu penggemar KH. Abdullah Gymnastiar dan pernah beranjang-sana mengikuti beberapa aktivitas di Pondok Pesantren Darut Tauhid --kawasan utama Bandung- pasti pernah berhitung Rp 10 ribu per kepala per sekali foto dengan sang idola. Rata-rata pengidola membanggakan fotonya berombongan dengan sosok Aa Gym di tengah-tengahnya. Banyak yang menempel foto itu ke dinding rumah pula. Ditambahi cerita, betapa berjubelnya orang datang ke pontren kala itu.
Setiap penampilan Aa Gym diramaikan dengan lagu "Jagalah Hati". Entah pada awal, tengah, atau akhir. Dan pasti saja para penggemar-berat sangat hafal dan menghayati lirik lagu itu.
Keharmonisan rumah tangga Aa Gym dengan Teh Ninih Muthmainah (yang ditandai dengan kelahiran satu demi satu anak, hingga kemudian menjadi tujuh orang) tidak menyurutkan niat Ustaz yang sering tampil khas bersorban putih itu. Niat apa? Berpoligami. Â
Lagu penuh nasihat "Jagalah Hati" tersebut perlahan-lahan surut pamor, bersamaan dengan sikap Aa Gym nekat berpoligami. Rupanya pandai orang menasihati orang lain, tak pandai diri bersetia selain justru mengingkari.
Teteh Ninih coba bertahan, tapi nyata memang tak tahan. Maka ia pun mengajukan gugat cerai. Ia rela, biarlah mantan suaminya hidup bahagia berdampingan dengan Teteh Rini (Alfarini Eridani, isteri muda Aa Gym). Meski betapa hancur rasa hatinya.
Tak lama bercerai, ehh. . . .tiba-tiba Aa Gym sudah rujuk kembali dengan Teteh Ninih. Maka yang terjadi kemudian, seperti orang bermain-main dalam drama panggung perayaan tujuh belasan: isteri muda(pertama) tiba-tiba berubah menjadi isteri tua (kedua), dan sebaliknya.
Kabar mutakhir, Aa Gym melayangkan "talak tilu" alias talak tiga kepada Teteh Ninih. Dan setelah sekian lama, entah oleh pertimbangan apa, proses talak tilu dihentikan. Rupanya, Aa Gym mencabut gugatan cerainya.
*
Warga masyarakat Sunda pasti hafal lirik lagu "Talak Tilu", dan tak sulit menyanyikannya. Sangat familier, dan sering dinyanyikan, bahkan di panggung-panggung pernikahan. Sedih bila meresapi lirik lagu itu, sedih dari sisi si isteri yang ditalak tiga. Â Begitu pula kiranya perasaan Teteh Ninih. Sudah puluhan tahun menikah, mendampingi sang suami hingga menjadi dai kondang. Pun sudah 7 orang si buah hati lahir. Baca pelan-pelan angka itu: tujuh. Tega-teganya ia membalas dengan talak tiga.
Tega nian, mungkin begitu perasaan para pemerhati urusan rumah tangga orang. Kasihan Teteh Ninih. Padahal cantik, pintar, ramah, senyumnya lembut, dan . . . . apalagi yang kurang sih? Kalau ada orang yang jengkel pada sikap Aa Gym mungkin begini celotehnya, "Dulu jualan lagu 'jagalah hati'. Kemana-mana dan di mana-mana, jagalah hati, jagalah hati, jagalah hati. Tanpa henti. Padahal rupanya, diri sendiri tidak cukup amanah untuk menjaga hati isteri . . . . !"