*
Kembali pada tokoh kita, Donald Trump. Melalui Twitter ia dikenal fasih melontarkan kata-kata pedas. Bahkan sebelum ia menjadi pejabat di Gedung Putih.
Dari jejak digital diketahui kemudian isi tweet lama Presiden 74 tahun itu bertolak belakang antara sebelum dan sesudah.Â
Ketika ia mengalahkan Hillary Clinton dalam Pilpres  AS 2014, ia menulis di Twitter: "Apa yang membedakan pemenang dari yang kalah adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap setiap putaran takdir yang baru."
Tetapi ucapannya kini sangat berbeda, dan pantas ditujukan pada dirinya sendiri.
*
Pada Pilpres Indonesia 2019 capres kalah Prabowo Subianto juga bersikap keukeuh. Kali ini Donald Trump. Bersikukuh. Tidak mau mengakui kemenangan capres terpilih. Dan harus melewati situasi demo rusuh dan kondisi mencekam di Jakarta. Apakah Trump mengharapkan hal serupa terjadi di Amerika Serikat?
Bila sikap Trump tak berubah dan keadaan kian parah, terlebih ketika setiap warga saling berhadapan dengan senjata api di tangan masing-masing, Amerika Serikat terancam bubar. Dampak Covid-19 telah membawa kesulitan besar, kini ditambah lagi Pilpres berdampak buruk. Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 10 November 2020 / 24 Rabi'ul Awal 1442
Sunggahlah pada tulisan menarik lain:
cerpen-kios-baru-selingkuhan-dan-perang-berkecamuk
joe-biden-menang-dan-janji-trump-jika-kalah
hkorona-masjid-dan-fasilitas-keakhiratan-dan-ajakan-singgahlah
ki-seno-nugroho-berpulang-dalang-demo-akan-pulang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI