Berapalah harga tiga tandan kepala sawit? Tidak mahal. Hanya Rp 76.500,- Tidak banyak. Tetapi namanya mencuri tetap harus dihukum. Dan itulah yang dialami seorang ibu rumah tangga beranak tiga. Namanya Mak Richa (31). Â
Ia menjadi pencuri milik PTPN V Sei Rokan di Desa Tandun Barat, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, pada Sabtu (30/5/2020) lalu. Sebagai ganjaran Mak Richa dihukum 7 hari penjara.
Alasan Mak Richa mencuri, untuk membeli beras. Suami sedang bekerja sebagai buruh perkebunan sawit di tempat lain.
Berita yang viral di media dan tanggapan sejumlah pihak menyebutkan pihak perkebunan bertindak tidak manusiawi. Hanya gara-gara mencuri 3 tandan kelapa sawit si pencuri dipolisikan.
Dirut PTPN V Jatmiko K Santosa menyatakan tidak benar pihak perkebunan bertindak tidak manusiawi. Namun, agar peristiwa serupa tidak terulang maka hukum harus ditegakkan. Sebagai anda empati perkebunan, ia menyerahkan bantuan sejumlah uang secara pribadi kepada Mak Richa dan suaminya, Junaidi (43). Bahkan pihak perusahaan akan mengusahakan suami-isteri itu menjadi pekerja harian.
Mak Richa Marya Simatupang (nama lengkapnya) mengaku sangat menyesal telah mencuri, dan berjanji tidak akan mengulang. Pernyataan Junaidi pun serupa, berjanji  menjaga isterinya agar tidak mengulang perbuatan kriminal itu.Â
*
Bila Mak Richa terjerat hukum karena tiga tandan kelapa sawit, Nenek Minah (55) juga terjerat pasal pencurian "hanya" karena tiga butir kakao. Bahan baku cokelat itu milik perkebunan PT Rumpun Sari Antan (RSA).
Saat itu (2/8/2009) Nenek Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
Disela memanen kedelai ia memetik 3 buah kakao. Niatnya akan menjadikan sebagai bibit. Tak lama mandor perkebunan kako lewat. Nenek Minah mengaku mengambil buah itu, lalu diserahkan kepada mandor. Ia pun minta maaf. Tetapi seminggu kemudian ia mendapat panggilan Polisi.
Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya Nenek Minah harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.