Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Antara Suara Azan

22 Mei 2020   00:12 Diperbarui: 22 Mei 2020   00:10 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
azan pitu di masjid sang cipta rasa cirebon - regional.kompas.com

Suara azan menyeru diantara panggilan, pulang
atau sengaja berpaling. |
Bila pun lubang telinga tersumbat, hasrat
teguh sukar tersaring.
Suara beserta rupa, saling serap dan pantul, ke semua arah
dimuarakan.

Siang berawan tebal, dan suara itu terlontar dari langit tinggi
sebuah mushala di ketinggian.
Meluncur ia turun ke lembah dan sawah, lalu hinggap
bening di ujung hati.
Aku merasakannya lewat segenap rindu
dan linang yang tak mudah terurai.

Azan menepis semua bising, bila mata dan telinga
lena sekilas saja, tak akan tampak ke mana rasa
hendak dilabuhkan.
Selain pada hari, lelah menimang cerita suka dan duka
jauhan atau ke mana pun jumpa dapat disegerakan.

Dalam sujud dan rukuk, pada lafal doa
dengan segenap keheningan yang teduh.
Urusan didudukkan, sepi ditambatkan
ke langit jauh kita berhadap-hadap.
PadaMu ya Allah, padaMu
semata serah segenap sembah. 

Pada hening tempatku menyimpan beribu harap
siang hingga larut malam, dan pada semua waktu
kesadaran, manakala bintang - bulan berpendaran.
Di mana pun suara azan mengisi relung suara
menerpa dan menyeret langkah
untuk kembali.

Ke awal janji, jiwa lemah, luka terendap
ke kiblat akhirnya jejak wajah harus disematkan.
Suara azan
enggan henti melumati diri, keangkuhan.
Subhanallah, mampu juga kumenyeruMu
diantara suara Azan***

Sekemirung, 7 -- 22 Mei 2020

Keterangan:
Orang yang mengumandangkan azan dinamai Muazin. Ia terpilih karena suara merdu, fasih dan lantang. Sering disebut pula sebagai Bilal, yaitu Bilal bin Rabah, orang pertama kali yang mengumandangkan azan (pada zaman Rasulullah).

Saat berazan seorang muazin hanya sendirian. Namun, ada tradisi unik di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di Kawasan Keraton Kasepuhan, Cirebon, saat salat Jumat berjamaah muazinnya berjumlah 7 orang sekaligus secara bersamaan. Yang dikenal dengan sebutan Azan Pitu.
Azan Pitu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun