Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tercyduk, Produsen Paket Sembako Isi Batu Ferdian Paleka

8 Mei 2020   08:14 Diperbarui: 8 Mei 2020   08:59 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ferdian paleka tertunduk lesu di kantor polisi - jabar.tribunnews.com

Ia telah dipecundangi oleh pikiran dan harapan muluknya sendiri. Ia tertipu sejak dari pikiran.  Begitulah akibatnya. Jadi pengecut. Dia pikir berhadapan dengan Polisi kaleng-kaleng yang dapat di-prank sesuka hatinya.

*

Pelajaran penting dari Ferdian Paleka yaitu jangan bebuat semana-mena kepada orang lain, siapapun itu. Bahkan kepada binatang pun kita bangsa manusia harus berlaku baik sewajarnya. Kita punya ungkapan "peri kemanusiaan". Janganlah kemudian diucah menjadi "peri kebinatangan".

Tugas kita semua --lepas dari urusan SARA- yang memanusiakan manusia, atau memanusiakan manusia yang lain. Manusia itu dituntut mulia secar akhlak, dituntut sempurna seperti awal penciptaannya, dan dituntut pula mengikuti ajaran agama kita masing-masing yaitu "memayu hayuning bawono". Cari sendiri arti dan maknanya.  

*

Nah, jadi sekali lagi "kuncinya" perbuatan buruk yang dilakukan Ferdian Paleka jangan diikuti. Masih banyak cara dan tindakan lain kaau semata mencari follower sebanyak-banyaknya. Tanpa harus menyakit hati orang, tanpa harus mengecewakan dan menipu siapapun. Dan kalau ternyata salah segera minta maaf dan menyerah. Jangan malah main petak-umpet.

Satu hal lagi, jangan suka cari yang murah, gratis, dan cuma-cuma. Ingatlah ungkapan lama: tidak ada makan siang gratis. Sarapan mungkin masih ada yang gratis (di hotel, atau di rumah mertua indah), tapi tidak untuk makan siang. Bekerja dan berkaryalah yang baik. Kalau perlu meniti dari bawah, dengan perjalanan panjang sarat suka-duka berpuluh tahun, seperti Didi Kempot sebelum akhirnya menjadi Lord Didi yang dikagumi dan dikangeni para Sobat Ambyar di dalam dan luar ngeri.

Kalau ada yang tetap nge-fans Ferdian Paleka, dan serius hendak meneruskan sepak-terjang lelaki pecundang itu, jangan kaget bila suatu hari akan menyusul "tercyduk". Seperti nasib Ferdian Paleka kali ini. Itu betul, bukan bo'ong. Polisi bukan sedang bikin balasan nge-prank dia. ***

Sekemirung, 8 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun