Jelang tengah hari tamu datang
seperti biasa hanya cerita yang dibawanya
seperti pewarta yang terus haus
memburu kabar, untuk akhirnya disebar
entah merata, atau serupa gerimis saja.
Tamu tetaplah tamu
harus dihormat sebagaimana perlu
juga diterima apapun kabarnya
entah suka, atau tak lebih cerita Corona
dan siapa-siapa yang sudah terkena.
Lalu dua cangkir teh panas terhidang
isteri menyangka tamu tak berpuasa
aku juga lupa mengingatkan
Ramadan tak ada hidangan di tengah siang
siapapun tamunya, harap maklum.
Sebab semua serba bergegas
bukan tak perlu silaturahim, kini saatnya
berpantang, saling menjauh dari sentuh
menjaga jarak, tak abai cuci tangan.
Bertamu saja pun mestinya tidak.
Dan dua cangkir air teh itu menjadi dingin
Si tamu cuma bicara lirih, ada warga tertular
maka harus makin rapat mengurung diri
makin pepat menjaga kemungkinan terpapar
waktu masih panjang, badai belum selesai.
Sekemirung, 26 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H