Sangat tidak mengenakkan dicopot dari jabatan. Kecuali memang berbuat kriminal, atau sengaja membuat kesalahan untuk kepentingan tertentu yang bertentangan dengan amanat yang diembannya.
Tapi itulah yang dialami Ronny Sompie. Entah salah, entah benar, dan kebenarannya bagaimana. Proses ke arah terbukanya kasus itu sedang dilakukan. Dan memang benar ungkapan lama, jabatan apapun tidak akan langgeng. Untuk mencapainya tidak mudah, tetapi mendudukinya hanya sebentar saja, karena sewaktu-waktu dapat lengser ataudilengserkan. Â
Sesuatu yang tak terduga bisa terjadi, dan "hanya" karena informasi yang salah atas data keimigrasian seorang warga, atau memang ada kesengajaan, karier panjang yang diperjuangkan harus berakhir.
Setelah Ronny Sompie, penanggungjawab atas raibnya Harun tak lain Yasonna Laoly pun. Sejumlah pihak berpendapat Yasonna pun harus dicopot.
*
Nama Harun Masiku bukan hanya menyeret Wahyu Setiawan, tetapi juga Ronny Sompie. Harun Nasiku caleg PDI-P yang berupaya mengakali PAW di DPR RI dengan memanfaatkan posisi salah satu Komisioner KPU. Maka Wahyu Setiawan pun dijadikan tersangka oleh KPK.
Proses selanjutnya terkendala karena Harun Masiku menghilang, dan diberitakan pergi ke Singapura, sejak tanggal 6 Januari 2020. Ketika KPK melakukan rangkaian operasi tangkap tangan pada 8 Januari 2020 yang berakhir dengan penangkapan Wahyu Setiawan, pihak Imigrasi menyebut Harun belum kembali.
Sempat timbul polemik dan dugaan ada yang sengaja menyembunyikan Harun Masiku. Atas penelusuran media, dan diperkuat rekaman pengawas di bandara, maupun keterangan isteri Harun Masiku, ditemukan kenyataan Harun Masiku sudah kembali ke Indonesia tanggal 7 Januari 2020.
Atas kenyataan itu Imigrasi yang semula menyatakan Harun belum pulang harus  meralat pernyataan sebelumnya. Pernyataan ralat itu, yang menunjukkan keteledoran pihak Imigrasi, berbuntut dicopotnya Ronny Sompie dari jabatannya.
Kecurigaan merebak, dan hal itu memperkuat dugaan ada yang bermain di belakang Harun Masiku. Tapi kebenarannya bagaimana?
*