Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Semangat Ramadan, Mengenang Lapar, dan Waktu

8 Juni 2019   00:01 Diperbarui: 8 Juni 2019   00:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
semangat ramadan dan masjid

Banyak kebaikan yang dilakukan setiap muslim pada bulan Ramadan. Begitu banyaknya sehingga tak sedikit orang yang tidak ingat satu pun ketika hari-hari berlalu menjauh dari bulan suci itu. Seolah kebaikan itu  hanya semacam pamer sesaat. Pada bulan-bulan sesudahnya --di tengah kehidupan yang keras/sulit/hedonistik- nilai-nilai baik yang dilakukan pada bulan Ramadan seperti terhapus begitu saja. Ironis memang. Tetapi itulah yang banyak dialami dan dirasakan.

Itu sebabnya mengingat dan terus melakukan amal-ibadah sebagaimana semangat Ramadan harus terus dipupuk. Satu diantarnaya yaitu semangat berbagi, peduli, dan menyantuni mereka yang tidak mampu.

"Barang siapa umat islam yang memberi ifthar atau makanan minuman (untuk berbuka puasa) orang orang yang sedang berpuasa ramadhan maka baginya akan mendapatkan pahala seperti orang baik yang juga berpuasa tanpa dikurangi atau dihilangkan sedikitpun pahalanya." (Bukhari Muslim). Memberi makan orang yang puasa akan mendapat pahala puasa pula.

*

Tidak semua orang memiliki kemudahan untuk makan dan minum. Banyak orang di luar sana yang masih merasa lapar ketika waktu berbuka puasa tiba. Sebab tidak ada yang bisa dimakan sama sekali, sebab itu jika memang kita mampu, luangkan rezeki untuk berbagi kepada sesama yang kekurangan dan pahami mengenai pahala menyantuni anak yatim di bulan ramadhan.

Mungkin tertutup mata kita ketika bertemu dengan peristiwa itu. Namun dalam I'tikaf bisa saja semua bayangan tentang lapar orang-orang yang tidak punya uang untuk membeli makanan menjadi jelas tergambar.

*

I'tikaf artinya ialah berdiam diri di dalam masjid atau mushalla atau tempat yang tenang untuk beribadah guna mendekat dan melakukan kebaikan kepada Allah. I'tikaf itu menurut Rasulullah disunahkan baik bagi lelaki dan perempuan, semasa ramadhan pun Rasulullah Saw. selalu beri'tikaf dengan sungguh sungguh, yaitu terutama pada hari hari 10 (sepuluh) malam yang terakhir pada bulan Ramadhan.

Selama I'tikaf disarankan memperbanyak bacaan dzikir, memahami dan banyak mengucap istigfar, membaca dan mempelajari Al-Qur'an, berdoa kebaikan untuk dunia akherat, shalat sunnah dan memperlihatkan kasih-sayang kepada kedua orangtua.

Setiap hari terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri hingga sedikit sekali mengingat dan mendoakan orang tua. Ramadan, khususnya hari-hari jelang Lebaran, merupakan waktu yang sangat tepat unutk menunjukkan perhatian dan segenap rasa cintga kepada kedua orangtua. dalamislam.com

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun