1/
"Ada yang berbisik supaya kita selalu bahagia, Bu,"
ucapku pada isteri yang sibuk menyiapkan meja makan.
"Aneh, itu perintah atau sekadar seruan?
Bahagia kok disuruh-suruh. Emang gampang?"
Isteriku bertanya dengan wajah dan nada tak kalah aneh.
Senyum sendiri aku. Tidak tahu aku, apakah itu perintah
atau sekadar seruan. Tapi kayaknya bagus untuk dituruti.
"Kata orang, bahagia itu sederhana, Bu. Sederhana. . .!"
"Sepengetahuan Ibu sih, simpang raya!"
2/
Kami tertawa, ada yang lucu, entah siapa lebih keras
diantara kami. Kulihat ia agak terpekur merenungi
meja makan. Mungkin patah hati tiba-tiba saat ingat
betapa rakus orang-orang melahap kebahagiaan
begitu jumpa Sederhana, apalagi Simpang Raya.
"Kenapa kita tidak ke sana, Pak?" bujuknya.
'Ya, kenapa tidak?" sahutku cepat, seraya memutar otak.
Isteriku bergegas, dan ia seperti membaca isi hatiku.
Nasi, goreng tahu dan ikan, pete, sambal dan kerupuk
segera dikemasinya ke dalam beberapa rantang.
"Jangan lupa, bawa tremos kecil, Bu," ucapku
seraya mengambil beberapa keperluan.
Isteriku terhenyak, mendelik, "Untuk apa?"
"Kopi susu panas. Kurang afdol bahagianya tanpa kopi.?"
3/
Kami bersepeda menuju pesisir pantai terdekat.
Warga kampung sudah berkumpul. Menggelar tikar.
Dari bocah ingusan hingga kakek-nenek. Dan kami
mengikuti gaya mereka. Makan-minum dan bercanda.;
Sungguh, bahagia itu sederhana.
"Ngomong-ngomong siapa yang tadi berbisik, Pak?"
"Dompet Bapak. Ia bicara jujur!"
Pecah tawa riangnya. Hari ini kami dicandai bahagia.
Sekemirung, 07 Januari 2019
Keterangan: Sederhana dan Simpang Raya adalah
nama rumah makan Padang dengan menu lengkap dan harga
tak sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H