1/
Andai cinta diibaratkan layang-layang
maka benanglah yang mengharuskanku
tetap hidup, melakukan tarik-ulur
menyiasati kemana angin bertiup
sesekali saja
kuikuti gairah bermain.
Dan itu bernama rindu.
Rinduku padamu sepanjang angin
masih berdesir semilir
selama debar bercinta
tak terhalang buruk cuaca
Mungkin aku sekadar pungguk
yang terus merindukan bulan
sedangkan cintaku pada layang-layang
tak 'kan berkurang.
Maka biarlah kini aku terpuruk
sebelum siuman dari mabuk.
2/
Andai cinta diibaratkan layang-layang
maka angin hanya penggoda
yang terus bermain drama
mempermainkan ingat dan lupa
menertawakan ada dan tiada.
Sedangkan cuaca
terbuat dari lapisan hasrat
tetesan tangis
serpihan tawa
dan pada semua yang menjadikan cinta
tampak menyala.
Menyilaukan, bahkan membutakan.
Maka biarlah kuredupkan apinya
agar kudapat sekadar hangat
hingga cinta ini akan bertahan lebih lama.
Agar riang rasa mencandai layang-layang
yang suatu ketika putus benangnya.
Dan aku tidak merasa kehilangan apa-apa.
3/
Andai cinta diibaratkan layang-layang
Aku akan bersama angin dan cuaca
pada musim yang lain
musim bunga-bunga padi bermekaran
musim daun-daun jati berguguran
untuk kembali bermain
kembali terpesona.
Lalu kuambil buluh sepasang
kujadikan layang-layang.*
Bandung, 24 April 2018
*Lirik lagu anak 'Layang-layang' :
Kuambil buluh sebatang/ Kupotong sama panjang/ Kuraut dan kutimbang dengan benang/ Kujadikan layang-layang
Bermain berlari/ Bermain layang-layang/ Berlari kubawa ke tanah lapang/ Hatiku riang dan senang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H